Garut News ( Rabu, 02/09 – 2015 ).

Kadinkes Kabupaten Garut Teni Sewara Rifa’i katakan, masih belum bisa memastikan penyebab gejala keracunan menimpa sekitar 44 penduduk Desa Mekarsari, dan Desa Mulyasari Bayongbong.
Apakah lantaran penganan bubur tepung beras disebut dawet atawa bukan.
”Memastikannya, kita harus memeriksakan sampel makanan atau muntahan pasien ke Laboratorium Kesehatan di Bandung. Namun memang patut diduga, mereka keracunan jajanan dawet itu,” katanya, Selasa (01/09-2015).
Tetapi, dia juga menyatakan heran atas informasi penganan dawet diduga menjadi penyebab terkena gejalan keracunan itu, dikonsumsi warga berselang satu hari sebelum dirawat di Puskesmas, yakni pada Senin (31/08-2015) lalu.
Sebab, jelas Teni, gejala keracunan makanan mengandung bakteri atau virus pada orang biasanya muncul tak lama setelah dikonsumsi, berkisar enam hingga 12 jam. Tak mungkin berhari-hari setelah mengonsumsi sesuatu makanan, baru gejala keracunan terasa atau muncul.
“Keracunan bakteri atau virus itu tak ada di atas 12 jam. Nah, kalau benar dawet diduga menjadi penyebab gejala keracunan warga itu dikonsumsi pada Senin, dan baru terasakan Selasa malam, ini sesuatu baru. Perlu diteliti lagi,” katanya pula.
Terlepas dari hal itu, kata dia, terpenting semua warga terkena gejala keracunan makanan ditangani tim medis. Dia pun berharap kondisi mereka terus membaik, imbuhnya.
Noel, Jdh.