
“Dua Kali Disinggahi Charlie Chaplin ”
Garutnews ( Rabu, 14/09 – 2022 ).
Kabupaten Garut, selain berjuluk ‘Swiss van Java’ juga dikenal berpotensi Plasma Nuftah Domba Garut (Aries Ovis), Dodol Garut, juga Jeruk Garut dengan jejak abadi kejayaan ‘juragan’ masa silamnya bisa ditemukan di Kampung Cijoho.
Kota Intan ini bersuhu sejuk lantaran dikepung Gunungapi Guntur, Gunungapi Papandayan, dan Gunung Cikuray. Bahkan sempat dua kali disinggahi tokoh dunia di antaranya Charlie Chaplin pada 1927, dan 1932.

Jejak kejayaan abadi masa lalunya bisa ditemukan di Kampung Cijoho Desa Sindanglaya Kecamatan Karangpawitan.
Lantaran terdapat sejumlah ‘bangoenan tempo doeloe’ berupa rumah tinggal, yang mencerminkan kejayaan masa silamnya.
Seiring perkembangan sejarah kota, pada masa berawal di Kabupaten Balubur Limbangan dipimpin Bupati Adipati Adiwidjaja (1813-1831). Kemudian kabupaten beribukota di Suci tersebut dipindahkan ke Garut.

Berlanjut dengan didirikannya banyak bangunan fasiltas pemerintahan termasuk kantor bupati, stasiun kereta api, kantor pos, apotek, sekolah, hotel, pertokoan, pasar, serta kelengkapan fasilitas lainnya.
Malahan pernah menjadi kota industri cukup besar. Berupa coklat ternama bermerek Ceres pabriknya pernah berada di Garut. Industri tenun pun bertebaran di pinggiran kota termasuk “Pabrik Tenun Garut” (PTG).

Didukung pula keberadaan jalur kereta api penghubung Kecamatan Cibatu dan Garut kemudian diperpanjang hingga Kecamatan Cikajang oleh “Staatsspoorwegen
Westerlijnen” (SS) diresmikan 14 Agustus 1889.
Pada lintasan tersebut ada sejumlah pemberhentian antara lain Pasirjengkol, Cimaragas, Cipari, Cinunuk, Cibolerang, Cikole, Sadang, Cimurah, dan Pasir Uncal.

Pada 1940 pemberhentian Cipari berganti menjadi Stasiun Wanaraja. Jalurnya pun diperpanjang hingga Cikajang oleh perusahaan sama diresmikan 1930.
Melintasi pemberhentian yakni Pamoyanan, Cirengit, Kamojang, Cibodas/Cioyod, Bayongbong, Cidatar, dan Cisurupan.

Sehingga banyak sektor perekonomian penduduk mendapat penunjang kemudahan. Kendati pada 1982 kereta api tak lagi merayapi Cibatu hingga Cikajang. Total ditutup lantaran dinilai tak efektif dan tak bernilai ekonomis.
Sedangkan Kampung Cijoho berdekatan dengan Stasiun Wanaraja. Masih ditemukan sejumlah banguna ‘roemah toea’ termasuk yang sudah menjadi reruntuhannya.

Namun yang masih utuh di antaranya bangunan rumah tinggal milik keluarga besar H. Zein sempat dikenal dengan sebutan “Belanda Hitam”. Dikaruniai anak masing-masing Odang, Omas, Oman, Obon, serta Ojen.
H. Zein, petani juga (Juragan Jeruk). Dengan rumah-rumah dihuni keluarga besarnya menunjukkan bangunan mewah dibangun orang berkondisi sosial ekonomi sangat mapan.

Berarsitektur mengadopsi struktur konstruksi Bergaya Eropa dipadukan arsitektur lokal. Umumnya berdinding bata berplester. Dinding bagian bawah dilapisi batu tempel. Bagian pilaster dilapis granula sehingga terkesan seperti teraso.
Juga berdaun pintu dan jendela berupa jalusi berbahan kayu. Atap berbentuk limasberpenutup genteng. Sepintas mengesankan gaya Indis. Selain rumah-rumah keluarga H. Zein, sebelah tengara masih Kampung Cijoho, ada beberapa runtuhan rumah berarsitektur mewah.

Rumah-rumah di Kampung ini dibangun berkat kejayaan “Jeruk Garut”. Dengan Stasiun Wanaraja sebagai salah satu titik penting distribusi pemasaran ke berbagai daerah.
Malahan produk komoditi itu, dihimpun dari pelbagai sentra produksi perkampungan. Pengirimannya melalui Stasiun Wanaraja pula.

Namun terpaksa berakhir 1982 akibat letusan Gunungapi Galunggung, kepekatan abu letusannya menimbun bahkan memorakporandakan perkebunan jeruk. Diperparah serangan dahsyat wabah “citrus vein phloem degeneration” (CVPD) disebabkan lybers bacteri aniaticum.
Bakteri meranggas tanaman jeruk tersebut, tak menular lewat tanah ataupun biji, melainkan melalui media serangga sejenis kutu loncat jeruk (diaphorina citry).

Penularan penyakit ini melalui cairan daun berpenyakit yang terhisap serangga kemudian berpindah ke daun jeruk sehat.
Selama ini ragam upaya mengembalikan kejayaan masa silam itu kerap dilakukan dengan sentuhan teknologi pertanian, dan dilakukan penanaman kembali. Namun masih belum membuahkan hasil maksimal.
*******
Pelbagai Sumber/EsayFotografer : Abah John.