
“Jala Misterius Jamur Phallus indusiatus”
Garut News ( Rabu, 18/12 – 2019 ).
Pada mulainya musim hujan lewat pertengahan Desember 2019 ini merupakan waktu tepat menyaksikan ragam jenis jamur unik di hutan – hutan tropis, bahkan di lingkungan Ponpes/Kuttab Yadul ‘Ulya Garut.
Salah satu jenis jamur unik penghuni seputar lingkungan lembaga pendidikan keagamaan di Kampung Panawuan Sukajaya Tarogong Kidul, Jawa Barat tersebut, jenis jamur Phallus indusiatus.

Meski jenis ini bisa di temukan mulai dari Asia, Afrika, Australia hingga Amerika. Namun keunikan jamur ini terdapat struktur menyerupai jala menutupi batang tubuhnya.
Jala misterius yang muncul menyelimuti batang utama pada bagian bawah tudung jamur, sebenarnya merupakan struktur berfungsi menarik atensi makhluk penyerbuk.
Bentuk jala menyerupai rumah lebah ini berwarna beragam, mulai putih, merah muda bahkan orange terang. Spora tudung jamur juga dilengkapi cairan lengket berguna menarik perhatian lalat maupun serangga lainya hinggap dan mengonsumsi spora, sehingga tak sadar mereka pun turut serta menyebarkan spora tersebut.
Jamur tersebut tumbuh dimana saja khususnya pada tanah kaya unsur hara maupun dibawah batang kayu membusuk. Diperkirakan terdapat empat spesies tumbuh di Indonesia antara lain, Phallus indusiatus, jamur jenis itu berjala pada umumnya berwarna putih namun terkadang ditemukan berwarna kuning.
Yang hampir serupa dengan P. Indusiatus adalah spesies jamur Phallus duplicatus yang memiliki ukuran jala yang lebih pendek dan juga berwarna putih.
Beda dengan dua spesies jamur sebelumnya jenis jamur Phallus multicolor memiliki jala berwarna merah muda terang tetapi ukuran batang tubuh lebih kecil dan pendek sedangkan spesies yang terakhir Phallus luteus memiliki warna jala kuning terang.
Masih sangat sedikit penelitian mengenai jenis dan manfaat pelbagai jenis jamur tumbuh di Nusantara. Semoga adanya banyak penelitian dilakukan bisa menemukan hal yang bermanfaat dari organisme kita sebut jamur ini bagi kemaslahatan manusia.
Lantaran jamur dikenal sebagai sumber pangan fungsional dengan keragaman kandungan gizi. Namun, terselip jamur tak boleh dikonsumsi lantaran mengandung racun.
Konsumsi jamur menimbulkan efek halusinasi seperti ditemukan BPOM, hingga kematian jika kadar terlalu tinggi. Peneliti Taksonomi Jamur Makro Pusat Penelitian Biologi LIPI Atik Retnowati mengatakan, jumlah jamur beracun di Indonesia sebetulnya tak banyak. Meski, masyarakat masih bisa menemukan hingga memanfaatkannya.
“Hal ini menandakan pengetahuan masyarakat masih minim tentang jamur bisa dikonsumsi atau tidak,” katanya. Jamur beracun juga tak mudah dibudidayakan atau ditemukan di alam liar.
Jamur biasanya tumbuh terselip di antara pohon inang yang lebih besar. Atik mengatakan, timnya butuh waktu untuk mengidentifikasi jenis jamur. Jamur sulit diidentifikasi dengan mata telanjang, terlebih jika dikeringkan atau menjadi sediaan pangan.
Namun masyarakat bukannya tak bisa menghindari keberadaan jamur beracun. Atik menyarankan masyarakat memertimbangkan media hidup jamur. Jamur aman dikonsumsi biasanya menggunakan media serbuk gergaji, lumut, ranting, daun, dan kayu yang membusuk.
“Jangan makan atau membudidayakan jamur bermedia kotoran sapi,” kata Atik. Jamur tumbuh di kotoran makhluk hidup kemungkinan tak bisa dikonsumsi demi kesehatan masyarakat.
Hal tersebut sesuai anjuran pemerintah untuk tak lagi menggunakan kotoran sebagai media hidup jamur. Salah satu jenis jamur beracun psilocybe menimbulkan efek halusinasi. Jamur berwujud seperti bel dengan warna kuning kecoklatan atau coklat.
********
Pelbagai Sumber/Esay-Fotografer : John Doddy Hidayat.