Istri Korban Cimanuk Nafkahi Suami Lumpuh Total

0
218 views
Ajat Sudrajat Sekeluarga Dijerat Masalah Kemiskinan.

“Baznas Garut Siap Beri Modal Usaha”

Esay/Fotografer : John Doddy Hidayat

Garut News ( Selasa, 03/10 – 2017 ).

Ajat Sudrajat Sekeluarga Dijerat Masalah Kemiskinan.

Ny. Ajat Sudrajat Perempuan berusia 60 tahun ini, terpaksa harus bersusah-payah menafkahi keluarga termasuk suaminya Ajat Sudrajat berusia 65 tahun, pasangan suami-istri tersebut korban terdampak puncak amuk Sungai Cimanuk pada 20 September 2016 silam.

Semula mereka mengungsi di “hunian sementara” (Huntara) Islamic Center, kemudian juga sangat terpaksa kembali menempati rumahnya di Kampung Kikisik Kelurahan Sukakarya Tarogong Kidul, meski kondisi rumah rusak berat tergerus banjir bandang beserta seluruh barang termasuk gerobak sarana berdagang.

Ajat Sudrajat Penderita Lumpuh Total.

Di pengungsian itu, sangat repot mengurus suaminya yang sama sekali tak bisa bergerak terutama jika hendak ke kamar mandi, sedangkan relokasi untuk mendapatkan hunian tetap hingga kini satu tahun lebih sejak bencana terjadi masih belum terealisasi, ungkap Ny. Ajat kepada Garut News, Selasa (03/10-2017).

Dikemukakannya, penghasilan tetapnya hanya mengandalkan honor Rp400 ribu setiap bulan sebagai penyapu jalan di seputar Pasar Baru Garut tergabung pasukan Srikandi bentukan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan kabupaten setempat.

Memungut Pasir Bekas Untuk Perbaiki Rumah.

Ny. Ajat mengaku setiap hari melaksanakan tugas kebersihan sejak pukul 13.00 hingga menjelang sore, sehingga waktu luangnya dimanfaatkan mengurus rumah tangga antara lain menyuci pakaian dan memasak, serta mencari penghasilan tambahan menjadi buruh tani.

“Mungkin lantaran usia lanjut, tenaga saya yang habis terkuras ini kerap menimbulkan badan gemetar disertai pusing kepala, beda sebelum terjadi banjir besar kebutuhan pokok keluarga bisa terbantu dengan membuka warung kecil-kecilan,” ungkap Ny. Ajat pula.

“Keinginan kembali memiliki warung sangat kuat, namun modalnya dari mana. Roda tempat berjualan di depan teras rumah pun raib terbawa banjir,” ujarnya pula.

Tembok yang Jebol Dihantam banjir Bandang Cimanuk.

Sehingga diharapkan ada yang memberi bantuan modal usaha, berapa pun nilainya, walaupun untuk wawarungan memerlukan dana Rp2 juta, kata Ajat Sudrajat dengan ucapan terbata-bata lantaran struck berat yang dideritanya tersebut.

Sedangkan tetangga mereka, Ny. Ikah (45) kini sibuk memungut pasir yang tak terpakai kegiatan proyek peninggian tanggul, sementara suaminya sibuk pula bekerja serabutan.

Dijelaskan Ny. Ikah, ingin segera memerbaiki dinding rumahnya yang bolong saat diterjang banjir bandang, dia pun mengumpulkan serpihan batu bata merah yang tak sempat terbawa hanyut.

“Kini tinggal memerlukan bantuan semen, sebab beberapa karung pasir sudah terkumpul,” ungkapnya sambil menunjukan karung pasir hasil yang dipungut di jalanan proyek.

Pasangan Suami Istri Jompo, Terpaksa Tinggalkan Pengungsian.

Ketua RW. 12 Kampung Kikisik Kelurahan Sukakarya ini, Sugianto menambahkan mereka terpaksa kembali ke lokasi semula meski rawan bencana, sebab berdasar pengakuan pengungsi sangat jenuh dan kerepotan bermukim di Huntara, sangat lama menunggu bisa segera direlokasi pada hunian tetap.

Terdapat pula Ny. Iroh beserta suaminya yang kini terpaksa pula menempati rumahnya semula, mereka pasangan suami istri jompo berusia di atas 70 tahun, juga sangat mengharapkan sumbangsih dari kalangan dermawan.

Di lingkungan ini, terdapat beberapa kepala keluarga korban banjir bandang Sungai Cimanuk yang mendesak segera bisa mendapat bantuan modal usaha, kondisi perekonomian mereka sehari-hari sangat murat-marit, ujar Sugianto.

Sugianto.

Nyaris setiap hari mereka itu berdatangan ke rumah minta bantuan modal usaha, yang hanya bisa didengar keluhannya untuk dilaporkan kepada pihak kelurahan, tambah Sugianto sambil mengurut dada.

Kini pun gencar dilakukan pembangunan ‘pembuatan, peningkatan  tanggul banjir dan pelindung tebing sungai” Paket 2, sepanjang 1,5 km berketinggian enam meter dari pondasi, bernilai kontrak Rp19.875.289.000,00 yang dilaksanakan PT. Serena Abadi sejak 3 Maret 2017.

Dengan waktu pelaksanaan selama 300 hari kalender, yang hingga Akhir September 2017 mencapai 60 persen selesai, ungkap pengawas pekerjaan, Hendar.

“Baznas Garut Siap Beri Modal Usaha”

Rd. Aas Kosasih, S.Ag., M.Si

Ketua “Badan Amil Zakat Nasional” (BAZNAS) Kabupaten Garut, Rd. Aas Kosasih, S.Ag., M.Si menyatakan, siap memberikan modal usaha, maka silahkan proses surat permohonan dari RT/RW setempat ditujukan kepada Baznas.

Namun surat resmi tersebut harus disertai rekomendasi Ketua Unit Pengumpul Zakat, Infaq, Sadaqoh Kecamatan, juga dilampiri foto copy KTP, dan Kartu Keluarga.

“Bantuan bisa direalisasikan setelah disurvey atau seusai dilakukan peninjauan lokasi oleh TIM dari Baznas kabupaten,” imbuh Aas Kosasih.

Dikemukakan, pihaknya pun bakal mengikuti Rakornas 2017  Baznas di Jakarta yang antara lain dihadiri tujuh menteri, dibuka oleh Presiden atau Wapres. Antara lain membahas tata kelola zakat sama dengan pajak, serta diperbaikinya regulasi beserta peraturan turunannya.

Hendar.

Kabupaten Garut antara lain bakal mengusulkan penyetaraan zakat dengan pajak, termasuk diperlukannya realisasi dukungan Pemkab setempat terhadap operasional Baznas melalui penganggaran APBD kabupaten.

Ke depan membayar zakat tak lagi hanya berdasar kesadaran, melainkan merupakan kewajiban yang jika tak dilaksanakan, dipastikan ada sanksinya.

Bahkan diharapkan pula hasil pengumpulan zakat bisa dimanfaatkan untuk pemberdayaan masyarakat fakir miskin, sedangkan pajak untuk pembiayaan pembvangunan inprastruktur. Seperti halnya yang selama ini berlangsung di Arab Saudi.

 

**********

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here