Surabaya, Garut News ( Senin, 28/04 – 2014 ).

Metode baru melihat hilal atawa pergantian bulan diperkenalkan.
Metode “Rukyat Qobla Ghurub” (RQG), menggunakan pendekatan astrofotografi, merekam dan memotret pergerakan bulan secara visual, serta gambar sebelum matahari tenggelam.
“Pembuktian pergantian bulan tak perlu menunggu saat matahari tenggelam, tetapi bisa dipantau saat siang hari atawa pagi. Proses pergantian itu dipotret dan direkam video selama 2-3 jam” kata inisiator metode RQG, Agus Mustofa, saat Workshop Astrofotografi di Surabaya, Sabtu (26/04-2014).
Dia menyontohkan, tahun ini diperkirakan pergantian bulan kalender Hijriyah dari Bulan Sya’ban ke Ramadhan terjadi pada 27 Juni 2014, pukul. 15.09 WIB.
Tim astrofotografi bisa memotret, dan merekam posisi bulan sebelum ijtimak serta sesudahnya di waktu ashar.
“Sementara itu, petugas rukyat pemerintah masih menunggu saat-saat maghrib, Menyusul hampir bisa dipastikan bulan sabit atau hilal tak terlihat di tahun ini, disebabkan ukurannya masih sangat tipis, hanya sekitar 0,5 derajat saja,” katanya.
Kondisi itu, kata Agus, para penganut hisab memutuskan Ramadhan datang, dan memulai puasa pada 28 Juni 2014.
Sedangkan, para penganut rukyat, lantaran tak bisa melihat hilal, baru memulai puasa pada 29 Juni 2014.
Tetapi, jika pemerintah bersepakat hasil pemotretan dan rekaman video astrofotografi ini, bisa dipastikan awal puasa tahun ini terjadi bersamaan.
“Karena, insya Allah bulan sabit terlihat dan bisa dibuktikan visual dengan foto maupun video pada, sekitar pukul 15.09 WIB, 27 Juni 2014,” kata Agus pula.
Penulis | : Kontributor Surabaya, Achmad Faizal |
Editor | : Glori K. Wadrianto / Kompas.com |