“Berkeadilan Namun Tetap Produktif”
Garutnews ( Ahad, 16/07 – 2023 ).
Salahsatu motif ekonomi paling kuat dari globalisasi ekonomi, berupa pertumbuhan ekonomi yang tak kenal batas.
“Karena itu, perdagangan internasional telah menjadi pilihan utama, sekaligus jaminan kemakmuran paling konkret,” ungkap Prof Dr H. Budiman, M.Si, MM, CEA dalam orasi ilmiahnya saat dikukuhkan menjadi Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen.
Pengukuhan Guru Besar tersebut berlangsung, Jum’at (14/07-2023), bersama Prof. Dr. Deni Kamaludin Yusup, M.Ag (Bidang Hukum Ekonomi Syariah) oleh Dekan ‘Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam’ (FEBI) UIN Sunan Gunung Djati Bandung Dr. H. Dudang Gojali, M.Ag di Aula Utama FEBI.
Menurut Prof Budiman, melalui aktivitas perdagangan internasional diyakini produksi dalam negeri bisa ditingkatkan, standar hidup masyarakat dapat diperbaiki, dan isolasi bangsa-bangsa dapat dibuka seluas-luasnya.
Menyusul pertumbuhan ekonomi sebuah negara menjadi argumen utama banyak negara, dalam mengarungi kancah perdagangan global. Akan tetapi, gagasan pertumbuhan ekonomi dimaksud, sama sekali bukan tanpa kesulitan.
“Kesulitannya, bukanlah menyangkut manfaatnya sebagai alat ukur efektif bagi perbaikan taraf hidup masyarakat, melainkan pada motifnya yang terdalam,” tandasnya.
Faktor pendorong semua itu, ungkapnya, selain pertumbuhan ekonomi dunia yang mencapai tiga persen per tahun, ditopang pula dengan perdagangan internasional berkembang sangat cepat, rata-rata lima persen per tahun.
Pertumbuhan perdagangan dunia itu, tentunya berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi banyak negara.
“Sayangnya, di balik keberhasilan menakjubkan ini, kita menyaksikan kerugian sangat besar pada lingkungan hidup kita,” bebernya.
Dia menyontohkan, transportasi membutuhkan banyak energi, bisa menghabiskan cadangan minyak dunia bahkan meninggalkan polusi dahsyat akibat emisi carbon dioksida melonjak hingga tiga kali lipat dari sebelumnya.
“Pertanyaannya, seberapa besarkah social cost, harus dibayarkan, akibat kerusakan alam dan tata hubungan antara manusia dengan alam, yang diam-diam mendatangkan wabah penyakit, memerparah kemiskinan, juga bahkan kerugian sosial budaya,” imbuhnya.
Professor Budiman berpendapat, dalam praktiknya, ‘social cost’ tersebut seyogianya menjadi kebijakan pemerintah setempat, karena merekalah memiliki otoritas guna menentukan sejauh mana sebuah produk atau komoditi memenuhi persyaratan lingkungan hidup.
Karena itu, perlu dikembangkan konsep pengelolaan pembangunan ekonomi nasional berkelanjutan, yang bisa mencegah deforestasi serta menjaga kelestarian alam, berkeadilan namun tetap produktif.
“Jawabannya adalah dengan menerapkan hutanomic secara konsisten,” imbuhnya pula.
Rangkaian helatan Pengukuhan Guru Besar ini juga dihadiri unsur Dekanat, para Ketua/Sekretaris dari Manajemen Keuangan Syariah, Manajemen Akuntansi Syariah, Ekonomi Syariah, Ketua Laboratorium, para dosen serta tenaga kependidikan, termasuk keluarga maupun handai taulan.
********
Pelbagai Sumber/Ilustrasi Fotografer : Abah John.