Ilustrasi Fotografer : John Doddy Hidayat
Garut News ( Senin, 30/11 – 2015 ).
Proses pengibaran bendera merah putih pada rangkaian Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-44 “Korps Pegawai Republik Indonesia” (KORPRI) 2015 di Lapangan Otto Iskandardinata Alun alun Garut diwarnai insiden menyedihkan.
Saat petugas pengibar membentangkan bendera sebelum ditarik ke atas tiang. Ternyata posisi bendera terbalik. Bukan merah putih melainkan putih merah.
Padahal warna merah semestinya berada di atas, malahan berada di bawah. Sedangkan yang putih menjadi berada di atas.
Sehingga, petugas pengibar juga terhenyak. Dua di antara mereka langsung membalikkan badan, sedangkan lainnya membetulkan posisi bendera.
Setelah dipastikan posisinya benar, pengerekan bendera pun dilanjutkan hingga akhirnya bendera merah putih berkibar di atas tiang.
Insiden tersebut juga menjadi bahan pembicaraan kalangan peserta Apel merupakan “Pegawai Negeri Sipil” (PNS) di lingkungan Pemkab setempat juga anggota KORPRI itu.
Para peserta pun, dihebohkan pula peristiwa menimpa salah seorang perempuan peserta Apel, mendadak-sontak berteriak, bersamaan Bupati Garut Rudy Gunawan selaku Inspektur Ucapara membacakan sambutan. Dia diduga mengalami kesurupan, atawa semaput.
Maka rekan-rekannya serta merta membawa bersangkutan ke pinggir lapangan agar bisa tenang. Sejumlah anggota kepolisian pun terlihat turut menghampiri.
Setelah ragam upaya dilakukan, termasuk dibacakan do’a, dan diberi air minum, perempuan ini akhirnya bisa tenang, dan dibawa ke tempat terpisah di bagian Taman Alun alun.
“Waduh. Ini tanda apa? Pasang bendera salah, malahan ada kesurupan,” ungkap salah seorang peserta Apel.
Selain diwarnai dua insiden kecil tersebut, kondisi barisan peserta Apel tampak pula sangat tak tertib. Terutama di bagian barisan paling belakang.
Banyak peserta asyik mengobrol dengan rekan-rekannya, mereka tak menyimak sambutan disampaikan Inspektur Upacara. Tak sedikit di antara peserta bahkan berkerumun duduk-duduk di pinggir lapangan, dan di Taman Alun alun sambil menikmati jajanan dari pedagang asong hilir mudik.
Beberapa pria terlihat santai merokok. Mereka beristirahat padahal kondisi cuaca tak begitu panas.
“Masih lebih tertib anak-anak sekolah kalau upacara? Apa disiplin itu hanya buat pelajar?,” ungkap penduduk Kota Garut, termasuk Wahyu(42), pejalan kaki asal Karangpawitan.
*******
Noel, Jdh.