Fotografer : John Doddy Hidayat
Garut news ( Senin, 11/07 – 2016 ).
Kemacetan mengerikan saat arus mudik Lebaran yang lalu merupakan bukti nyata kegagalan manajemen transportasi kita. Tak ada antisipasi memadai. Respons untuk mengatasi situasi krisis pun lamban. Akibatnya sungguh menyesakkan: dalam tiga hari rentang kemacetan itu, belasan orang tewas.
Yang lebih mengecewakan adalah bagaimana Menteri Perhubungan menanggapi bencana tersebut. Ketika peristiwa serupa terjadi pada liburan Natal dan tahun baru silam, seorang direktur jenderal di Kementerian Perhubungan mengundurkan diri sebagai bentuk tanggung jawab.
Kali ini, jangankan ada yang mundur atau meminta maaf, Menteri Jonan justru mengatakan tak percaya ada orang bisa meninggal hanya karena terjebak kemacetan. Jonan sama sekali tak menunjukkan simpatinya terhadap para korban.
Pengaturan lalu lintas yang berantakan dan asumsi yang keliru mulai tampak saat ratusan ribu kendaraan pemudik seperti dibiarkan memasuki jalan tol Cikopo-Palimanan. Tak ada peringatan bahwa jalan di ujung pintu keluar Brebes sudah terhalang kemacetan. Informasi tentang jalur-jalur alternatif yang lebih lancar juga kurang cepat disampaikan kepada pemudik yang baru akan memasuki ruas tol Cikampek.
Akibatnya, para pengendara merasa seperti ikan yang digiring ke jebakan bubu. Sekali masuk, tak ada jalan keluar. Berputar balik pun mustahil. Ritual tahunan yang semestinya merupakan perayaan penuh suka cita ini tiba-tiba berubah menjadi bencana yang memakan korban jiwa.
Horor seperti itu tak boleh terulang. Kita pasti bisa menghindarinya bila mau belajar dari penanganan arus mudik dan balik Lebaran pada tahun-tahun sebelumnya. Juga dari kemacetan parah di ruas tol yang sama menjelang Natal tahun lalu.
Kementerian Perhubungan, kepolisian, dan pengelola jalan tol harus duduk bersama mengevaluasi diri. Pemerintah daerah yang wilayahnya menjadi perlintasan arus mudik juga bertanggung jawab mengatur pasar-pasarnya agar tak memperparah keadaan. Para pemudik pun mesti lebih baik mempersiapkan diri dan selalu mengikuti informasi lalu lintas.
Percepatan pembangunan jalan tol setelah Brebes juga krusial guna mencegah hal serupa terjadi tahun depan. Kementerian Pekerjaan Umum dan Dinas Bina Marga harus memastikan proyek-proyek perbaikan jalan bisa rampung sebelum hajatan tahunan itu datang.
Kita patut bersyukur atas klaim Menteri Jonan bahwa angka kecelakaan dan korban jiwa selama arus mudik lalu menurun dibanding tahun sebelumnya. Penggunaan moda angkutan umum darat, laut, dan udara yang meningkat juga pertanda baik.
Makin banyaknya orang yang menggunakan moda angkutan publik penting untuk mengurangi jumlah kendaraan dan beban jalan, terutama jenis yang rawan seperti kendaraan roda dua.
Semua harus ikut memastikan agar horor mudik Lebaran ini menjadi yang terakhir kali.
********
Opini Tempo.co