Garut News ( Selasa, 07/04 – 2015 ).
Nyaris menjelang tiga pekan terakhir, bersamaannya giliran harga bawang merah masih bergolak mencapai Rp26 ribu per kilogram di Pasar Ciawitali Guntur Kabupaten Garut, Jawa Barat, justru harga beras menjadi anjlok, atawa melorot.
Kepala UPTD Pasar pada Disperindag kabupaten setempat H. Dayat, S.Sos didampingi Kepala Subag Tata Usaha Akhmad Wahyudin, SE kepada Garut News mengakui kondisi tersebut.
Ditemui di lapangan, Selasa (07/04-2015), Akhmad Wahyudin bersama “Koordinator Lapangan” (Korlap) pasar tersebut, Abdurohman katakan pada kondisi normal harga bawang merah itu bisa diperoleh pada kisaran Rp15.000 hingga Rp16.000 per kilogram. Saat ini pun harga bawang merah di Brebes masih mencapai Rp30 ribu per kilogram.
Namun meski harganya masih bertahan membengkak, tetapi persediaan selama ini dinilainya sangat memadai.
Bahkan diperkirakan pada pekan-pekan mendatang bakal kembali normal, katanya.
Sedangkan harga beras sekualitas Sarinah, semula bertengger pada harga Rp9.500 per kilogram. Kini bisa mudah diperoleh dengan harga Rp8.300 per kilogram.
Persediannya pun melimpah, apalagi beberapa hari lalu terdapat pasokan sekitar 25 ton dari Jawa Tengah.
Disusul harga beras IR. 64 kualitas satu menurun dari Rp9.000 per kilogram menjadi Rp8.500 per kilogram, kemudian IR. 64 kualitas dua dari semula Rp8.700 per kilogram menjadi Rp8.400 per kilogram.
“Jenis beras pandanwangi mah tetap bertahan Rp12.000 per kilogram,” ungkap Abdurohman, menambahkan.
Justru beras ketan putih sejak dua pekan lalu harganya meningkat dari semula Rp9.000 per kilogram menjadi Rp11.500 per kilogram. Apalagi jenis beras ketan hitam sejak tiga pekan lalu harganya pun melejit dari semula Rp18.000 per kilogram menjadi Rp25.000 per kilogram.
“Meningkatnya harga beras ketan, dipastikan menjadi pukulan “telak” bagi kalangan pengusaha produsen dodol,” katanya pula.
Sedangkan sejak dua pekan lalu harga telur menurun, dari semula Rp19.000 menjadi Rp15.000 per kilogram.
Ironisnya pula, sejak sepekan lalu juga harga gula pasir menjadi latah meningkat dari Rp8.800 per kilogram kini bertengger pada harga Rp9.500 per kilogram.
Dikemukakan Akhmad Wahyudin dan Abdurohman, kerap “berfluktuatifnya” harga bahan bakar minyak atawa BBM, selain membingungkan banyak masyarakat pasar pelaku ekonomi riel.
Mengakibatkan pula para pedagang ikan asin menjadi “meradang”, mereka mengeluh terjadinya peningkatan ongkos pemasaran, berupa kenaikan tarif angkujtan, serta penambahan upah pikul, katanya.
Mereka pun memerkirakan menjelang Puasa Ramadhan tahun ini, kemungkinan terjadinya peningkatan harga daging sapi, telur, gula pasir, gula merah, serta peningkatan harga cabe merah.
Karena itu jajaran UPTD pasar, termasuk Akhmad Wahyudin dan kawan-kawan kerap turun gunung menyelenggarakan monitoring perkembangan harga sembilan bahan pokok, serta barang kepentingan lainnya.
*******
Esay/Foto : John Doddy Hidayat.