“Bupati (gegeden) bersama unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Garut, dan sejumlah pejabat menggelar hiburan live musik di Gedung Pendopo. Bertepatan Ummat Islam khusyuk takbiran di Masjid Agung”
Garut News ( Jum’at, 17/07 – 2015 ).

Puluhan ribu penduduk ragam kalangan dan usia asal pelbagai pelosok daerah menyerbu kawasan kota Garut hampir sepanjang Kamis (16/07-2015) malam.
Mereka merebak-marak berdatangan juga menggunakan ragam jenis kendaraan.
Sehingga pusat perbelanjaan atawa pertokoan, serta lapak-lapak “pedagang kaki lima” (PKL) selama ini memadati pusat kota atau Pengkolan tersebut, diserbu para pembeli.
Dalam pada itu, banyak pula Ummat Islam bertakbiran di masjid-masjid, serta sebagian mereka bertakbiran keliling menggunakan kendaraan pelbagai jenis.
Namun ironis, tak sedikit di antara warga malahan menyerbu kawasan keramaian kota Garut hanya terkesan berhura-hura, bahkan bisa menuai bahaya.
Lantaran bersepeda motor tanpa menggunakan helm, beramai-ramai pula keliling kota menggunakan kendaraan truk maupun bak terbuka mengabaikan keamanan dan keselamatan diri.

Kerap pula terdengar gelagar mercon, petasan, berselang seling bercampur deru mesin kendaraan, klakson, dan knalpot sangat memekakan telinga.
Maka tak pelak, aparat pun sibuk melakukan pengamanan dan pengaturan arus kendaraan pada setiap lintasan ruas jalan. Terutama di kawasan-kawasan rawan macet, di antaranya kawasan Leuwidaun, Maktal, Jalan Raya Cimanuk, Bundaran Tarogong Kaler.
Serta Bundaran Suci Karangpawitan, perempatan Ciwalen Garut Kota, dan Bundaran Guntur Garut Kota.
Bupati Rudy Gunawan bersama unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Garut, dan sejumlah pejabat Pemkab setempat juga malahan menggelar hiburan live musik di Gedung Pendopo.

Sedangkan bertepatan sekitar seratus meter dari sana Ummat Islam khusyuk takbiran di Masjid Agung Garut.
Sebagian pejabat “Satuan Kerja Perangkat Daerah” (SKPD) yang kurang setuju atas acara tersebut diam-diam mundur keluar dari Gedung Pendopo, dan memilih berbincang-bincang di luar gedung.
“Saya juga sebenarnya kurang setuju. Tapi mau bagaimana lagi ?,” ujar salah seorang pejabat SKPD di lingkungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.
Sejumlah skandal dilaporkan terjadi pada malam takbiran. Mulai adanya peristiwa pembunuhan di Kadungora, perang antar kelompok penduduk Kecamatan Cikelet dan Kecamatan Caringin selatan Garut, hingga keributan antarkampung di Desa Jayaraga.

Sebagian warga di kawasan Jalan Ciledug Garut Kota dipusingkan pula, terputusnya aliran listrik PLN tanpa sebab jelas, selama beberapa jam.
Tepat pukul 00.00 WIB, Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan dibantu Satuan Polisi Pamong Praja serta dinas/instansi terkait dan unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah langsung mengerahkan petugas lengkap dengan pelbagai kendaraan angkutan sampah serta alat berat membersihkan kawasan Pengkolan dari ragam sampah serta bekas-bekas lapak PKL tertinggal.
Meski sebagian besar PKL lebih dulu membereskan lapak dan barang dagangannya tanpa menunggu dipaksa petugas.

Proses pembersihan Pengkolan terutama ruas Jalan Ahmad Yani, Jalan Siliwangi, Jalan Cikurai, dan Jalan Ciledug dari para PKL itu pun menjadi tontonan penduduk masih berada di sana.
Direncanakan, mulai Jum’at ini dan seterusnya kawasan Pengkolan kudu bersih dari para PKL seperti diinstruksikan Bupati Rudy Gunawan sebelumnya.
Sekitar 228 PKL di antaranya diharuskan mulai menempati Gedung PKL I di Jalan Guntur. Sedangkan selebihnya yang tak tertampung akan ditempatkan sementara di ruas Jalan Pasar Baru, Ciwalen, dan Jalan Mandalagiri.
********
Noel, Jdh.