
“Semakin Dikepung Potensi Bencana dan Terjerat Pandemi”
Garutnews ( Sabtu, 24/10 – 2020 ).
Foto berita garutnews akhir pekan ini, Sabtu (24/10-2020), memotret kabupaten tersebut yang terbaring seluas 3.065 km² berpenduduk 2,637 juta (2020), semakin dikepung potensi bencana alam bahkan kini terjerat peningkatan luar biasa (Amazing) positif pandemi predator Corona.
Kabupaten memiliki 42 kecamatan, 21 kelurahan, dan 421 desa itu, berbatasan dengan Kabupaten Sumedang, Tasikmalaya, Majalengka (timur), Samudra Hindia (selatan), serta Kabupaten Cianjur dan Bandung (barat).

Asisten Administrasi Bidang Pemerintahan Setda Garut, H. Nurdin Yana mengingatkan senantiasa diperlukannya kewaspadaan guna meminimalisir dampak bencana.
Lantaran curah hujan berintensitas tinggi masih kerap terjadi malahan puncaknya diperkirakan pada Februari 2021 mendatang, diperparah berkurangnya kapasitas sungai akibat tingginya sedimentasi, ungkapnya di Pameungpeuk, Sabtu.

Sedangkan kerusakan juga kerugian dampak bencana menerjang wilayah selatan kabupaten ini, tersebar di 44 desa pada enam kecamatan terdampak bencana banjir dan longsor. Terdiri Kecamatan Pameungpeuk, Cikelet, Cibalong, Peundeuy, Cisompet, dan Kecamatan Banjarwangi. Terdapat 271 KK di antaranya sempat mengungsi.
Banjir di Kecamatan Pameungpeuk, terjadi di delapan desa meliputi Desa Mancagahar, Mandalakasih, Jatimulya, Pameungpeuk, Sinarbakti, Bojongkidul, Paas, dan Desa Bojongkaler.

Sedangkan di Kecamatan Cikelet, banjir menerjang enam desa masing-masing Desa Pamalayan, Cikelet, Cigadog, Tipar, Cijambe, dan Desa Ciroyom. Di Kecamatan Cikelet terjadi pula longsor pada empat desa yakni Desa Cikelet, Linggamanik, Pamalayan, dan Desa Cijambe. Serta satu peristiwa pergerakan tanah di Desa Cikelet.
Di Kecamatan Cibalong, banjir pada delapan desa (Karyamukti, Karyasari, Najatan, Mekarwangi, Mekarsari, Sagara, Maroko, dan Desa Mekarmukti).

Di Kecamatan Peundeuy, tanah longsor pada enam desa (Desa Saribakti, Purwajaya, Peundeuy, Toblong, Sukanagara, dan Desa Pangrumasan).
Di Kecamatan Cisompet, tanah longsor pun terjadi di sebelas desa (Desa Cikondang, Neglasari, Sukanagara, Sindangsari, Depok, Cisompet, Sukamukti, Cihaurkuning, Margamulya, Jatisari, dan Desa Panyindangan).

Di Kecamatan Banjarwangi, ada pergerakan tanah pada di satu desa (Desa Banjarwangi). Sehingga berdasar pendataan, banjir pada 22 desa di tiga kecamatan, dan longsor berikut pergerakan tanah pada 22 desa di empat kecamatan.
Bencana banjir dan longsor itu pun mengakibatkan ribuan unit bangunan rumah rusak. Terdiri ratusan unit rumah di antaranya rusak berat, rusak sedang, dan rusak ringan. Sedangkan bangunan rumah sempat terendam juga mencapai ribuan unit.

Tragedi ini menyebabkan ratusan fasilitas umum mengalami kerusakan atau terdampak. Antara lain puluhan masjid, belasaan Posyandu, bangunan PAUD, bangunan madrasah, sekolah, puluhan unit jembatan, puluhan titik lokasi ruas jalan, belasan TPT, jalan lingkungan, dan seratusan fasum lainnya.
Nurdin Yana pun katakan, meski terus mengalir bantuan dari beragam kalangan juga pemerintah termasuk ketersediaan biaya tidak terduga Pemkab setempat Rp100 miliar. Tetapi masih diharapkan bantuan dari pemerintah pusat.

Guna merekontruksi perumahan, fasilitas umum, fasilitas sosial dan perbaikan kerusakan infrastruktur lainnya.
“Semakin Dikepung Potensi Bencana dan Terjerat Pandemi”
Sebab Kabupaten Garut masih pula memerlukan pengalokasian pendanaan pada percepatan penanganan Covid-19, yang totalitas kasusnya hingga Sabtu (24/10-2020) Pukul 19:41:08 WIB mencapai 1.0678 Orang.

Mereka terdiri Konfirmasi Positif 575 orang, Probable 0 Kasus, Suspect 3.167, sedangkan Kontak Erat menembus angka 6.937 kasus. Dengan 53 kasus kematian.
Sehingga di Kabupaten Garut terjadi peningkatan ‘luar biasa’ (amazing) terinfeksi positif Covid-19 dengan bertambahnya temuan terkonfirmasi positif mencapai 111 kasus didominasi klaster pesantren, Jum’at (24/10/2020).
Dengan temuan 111 positif Covid-19, maka keseluruhan positif Covid-19 menjadi 575 kasus. Sumber lain katakan 108 positif hasil pemeriksaan RT PCR Laboratorium RSUD dr Slamet semuanya klaster pesantren tersebar pada delapan kecamatan.

Sebanyak 80 kasus dari Kecamatan Pangatikan, 10 kasus asal Kecamatan Pasirwangi, enam kasus dari Kecamatan Cilawu, lima kasus asal Kecamatan Balubur Limbangan, tiga kasus asal Kecamatan Karangpawitan, dua kasus dari Kecamatan Kersamanah, satu kasus dari Kecamatan Leles, dan satu kasus dari Kecamatan Cigedug.
Klaster pesantren terbanyak mencapai 80 kasus positif Covid-19 berada di sebuah pesantren di Desa Sukarasa Kecamatan Pangatikan. Para penghuni terkonfirmasi positif Covid-19 di sana kemudian menjalani isolasi mandiri di ruangan khusus, terpisah dari yang lainnya.

Selain penambahan kasus positif, juga dilaporkan total jumlah pasien sembuh dari Covid-19 bertambah menjadi 293 kasus.
Hingga Jum’at pukul 23.55 WIB, pasien positif Covid-19 diisolasi perawatan di rumah sakit mencapai 187 orang, dan 80 pasien lainnya menjalani isolasi mandiri.
******
Abisyamnil, JDH/Fotografer : Abah John.