Garoot Cooffee Speak Up Mediasi Kegelisahan Pemangkas Rambut

Garoot Cooffee Speak Up Mediasi Kegelisahan Pemangkas Rambut

709
0
SHARE
Imam Purnama, Apik Mengemas Komunikasi Interaktif yang Sarat Makna, Jum'at (24/07-2020) Malam.
Garoot Cooffee Speak Up Pujapes Baso Aci Jayaraga, memediasi kegelisahan pemangkas rambut kabupaten setempat.

“Mendesak Segera Perlukan Pengakuan Negara”

Garut News ( Sabtu, 25/07 – 2020 ).

Foto berita garutnews.com akhir pekan ini, Sabtu (25/07-2020), memotret Garoot Cooffee Speak Up “Pusat Jajanan Pesta” (Pujapes) Baso Aci Jayaraga, memediasi kegelisahan pemangkas rambut kabupaten setempat.

Dipandu Creative Manager Garoot Cooffee juga inisiator program ‘Dari Garut Untuk Indonesia’, Imam Purnama. Terserap ragam aspirasi juga jeritan kegelisahan komunitas pemangkas rambut tersebut, Jum’at (24/07-2020) malam.

Mendesak Perlukan Empati Kepedulian Pemkab Garut.

Sehingga terungkap ‘asa’ bisa segera mendapatkan pengakuan negara, dengan lancarnya memproses perolehan sertifikasi profesi kepastian  kompetensi selama ini mereka miliki melalui pembelajaran, pelatihan, maupun pengalaman kerja.

Imam Purnama pun piawai ‘menggali’ keluh kesah mereka, yang masih belum maksimal mendapat empati kepedulian Pemkab Garut terhadap para seniman rambut ini. Selain itu  bahkan mengemuka pula kecemasaan dampak wabah predator Covid-19.

Dikemas Apik Juga Menarik Dengan Seni, dan Keterampilan.

Beragam jeritan hati nurani kemanusiaan tersebut, antara lain dikemukakan Rudi 24 selaku Penasihat/Ketua ‘Persaudaraan Pangkas Rambut Garut’ (PPRG), dan Eldi penggerak komunitas dan pelaku dari Barberhood Garut (Tukang Cukur Kabeh Dulur).

Serta Mang Tieng Ketua Pengda ‘Persaudaraan Pangkas Rambut Indonesia’ (PPRI) dari Nonami Bratayudha, juga Ripi berusia 23 tahun pemangkas rambut lulusan SMK Negeri jurusan Multi Media.

Curhat Rakyat Kepada Pejabat.

Agus Sofyan katakan, kiprah ‘Lembaga Pelatihan Kerja’ (LPK) Baraya di Desa/ Kecamatan Banyuresmi selama ini dikelolanya memiliki ribuan lulusan, sehingga bisa meringankan beban pemerintah mengatasi masalah pengangguran, Diakui pula Pupuhunya Yanto Ardianto.

“Wajar jika kami pun diperhatikan pemerintah, tak hanya didekati dan dirangkul ketika musim kampanye,” ungkap mereka pula.

Jangan Hanya Dirangkul Ketika Masa Kampanye.

Terutama pada kondisi wabah pandemi maut coronavirus disease 2019, meski maksimal menerapkan protokol kesehatan. Namun konsumen dibatasi hingga hanya boleh menerima lima orang konsumen setiap hari.

Tetapi pasar, pertokoan, toko swalayan, mal, dan pabrik bebas beroperasi. Padahal usaha mencukur rambut membayar pajak melalui proses perijinan, berbadan hukum dengan pendirian yayasan, ikut serta menyalurkan tenaga kerja hingga ke luar negeri.

Miliki Pelatihan Kerja “Baraya”.

Malahan maksimal berkarya profesional dengan pengadaan kelengkapan ragam peralatan sebagai bagian dari pelayanan prima. Tetapi dalam proses pengurusan sertifikasi kerap dipungut biaya mencapai ratusan ribu rupiah.

Sedangkan Ilmi Girindra (GG) detail memaparkan agenda penerapan aplikasi online digitalisasi profesi cukur, dengan banyak fitur membangun ekosistem dengan menyiapkan teknologinya.

Kelengkapan ragam peralatan sebagai bagian dari pelayanan prima.

“Agar melek tekonologi, di antaranya ke depan ada panggilan keliling,” demikian antara lain imbuh Direktur  Operasional Panggilan Keliling bersistem aplikasi online tersebut.

Pimpinan Yayasan Tahfidz Qur’an Garut M. Angga Tirta menyatakan, sejak tiga pekan lalu setiap Jum’at malam seusai Shalat Isya digelar ‘Garoot Cooffee Speak Up’ yang mengungkap tuntas ragam dinamika lintas profesi.

Agenda penerapan aplikasi online digitalisasi profesi cukur,

Bahkan dengan inisiator program dari ‘Garut Untuk Indonesia’, juga mengedukasi masyarakat yang tak hanya menikmati secangkir kopi. Melainkan bisa diperolehnya nilai tambah peningkatan kualitas wawasan berpengetahuan, ujar M. Angga Tirta.

Seperti bisa dipahaminya, dulu dikenal tempat cukur rambut di bawah pohon juga salon tempat memotong dan merapikan rambut pria, kini barbershop menjadi pilihan pria modern mengurus rambutnya.

Tak Dilibatkan Dalam Pembinaan UMKM.

Jika sebelumnya para tukang cukur hanya bermodalkan cermin, gunting, dan sisir, sekarang di barbershop konsumen bisa mendapatkan jasa layanan nyaman, dan gaya rambut lebih kekinian.

Dapat diketahuinya pada era DI/TII di Garut dan seputarnya, menjadikan banyak penduduk mengungsi ke Bandung menjalani pekerjaan beragam sektor informal seperti tukang kayu, penjual buah-buahan, serta pangkas rambut.

Kerap Selenggarakan Bhakti Sosial.

Peristiwa 1965 juga berpengaruh terhadap persebaran warga Garut di Kota Bandung, menjalani profesi pemangkas rambut hingga turun-temurun yang penyebarannya hingga ke kota-kota besar lainnya di seluruh Indonesia termasuk Jakarta, dan Bekasi.

Antara lain menjadikan ternamanya Pangkas Rambut Asgar, setelah Garut barulah dikenal pemangkas rambut asal Madura, Padang, dan Cina. Namun banyak pula pemangkas lain memanfaatkan nama Asgar.

Nikmati Kopi Sambil Bersilaturahmi.

Karena itu tertumpu harapan bisa bertemu langsung menjalin silaturahmi dengan Bupati atau Wakil Bupati Garut juga para  Pimpinan Institusi terkait, berdialog dari hati ke hati dengan nuansa persaudaraan mewujudkan ‘Garut Untuk Indonesia’ bahkan ‘Dunia’.

Nyaman Nikmati ‘Culas’, Ahad (21/07-2019) Silam. Hasilnya Untuk Kas Masjid Agung.

******

Nikmati Dialog Interaktif.

Esay/Fotografer : John Doddy Hidayat. 

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY