Garut News ( Selasa, 04/12 – 2018 ).
Jajaran Keluarga Besar ‘Front Pembela Islam’ (FPI) Kabupaten Garut, Jawa Barat, memaknai peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, 1440 Hijriah (2018) di Kampung Lingga Tarogong Kidul, Senin malam (03/12 – 2018 ).
Antara lain menghadirkan Ketua FPI Jabar KH. Abdul Qohar, serta Kabid Hisbah DPW FPI Garut Ust. Dadan Suryana, yang antara lain dihadiri Bupati Garut diwakili Staf Akhli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia pada Setda kabupaten setempat, Drs H. Mahmud, M.Si, MM.Pd juga dihadiri ribuan penduduk sekitarnya.
Setiap 12 Rabiul Awal, kita umat Islam memeringati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW maupun Maulid Nabi, momentum sangat penting lantaran sosok Nabi Muhammad menjadi teladan bagi seluruh umat manusia.
Apalagi bagi bangsa Indonesia, kini tengah mengalami krisis kepemimpinan dan keteladanan, perilaku banyak pemimpin malahan menjadi contoh buruk bagi generasi penerus.
Mereka banyak yang terlibat tindak pidana korupsi, menunjukkan pemimpin bangsa berkarakter lemah juga tanda raibnya keteladanan, sehingga terjadi krisis keteladanan.
Sedangkan pemimpin berkarakter lemah ditandai merebak maraknya kebijakan menyulitkan masyarakat. Berakibat dalam pergaulan hidup sosial, kesenjangan sangat nyata.
Bahkan ragam kejahatan tak manusiawi, dan perilaku biadab ciri masyarakat jahiliah acap terjadi di pelosok negeri.
Caci maki hingga mutilasi. Pencopetan hingga korupsi semakin merajalela. Juga Pelacuran pinggiran jalan. Serta telernya kaula muda menenggak miras oplosan termasuk kecanduan narkoba.
Karena itu, kita bisa meneladani Nabi Muhammad SAW, sesuai petunjuk Alquran surah al-Ahzab ayat 21. “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah SAW itu suri teladan yang baik”.
Pada sejarah peradaban, sukses Nabi Muhammad SAW dalam mengubah masyarakat Arab jahiliah sangat fenomenal. Terlahir yatim kemudian tumbuh dalam asuhan kakek Abdul Muthalib dan pamannya dan Abu Thalib.
Sejak muda beliau terbiasa bekerja keras mulai dari menggembala hingga berbisnis sampai ke Syria.
Bisnis Nabi sangat sukses karena caranya ditunjang empat modal sosial berupa integritas, perilaku sangat dipercaya sehingga masyarakat Makkah menjulukinya al-Amin (tepercaya).
Melalui Maulid Nabi siapa pun bisa meneladani Nabi Muhammad SAW dalam empat karakter kuat, terdiri fathonah, amanah, shiddiq, dan tabligh.
Fathonah artinya cerdas, cerdas memahami persoalan dan memecahkannya. Amanah adalah kredibel, yaitu kepercayaan dari para pengikutnya.
Shiddiq artinya jujur, sesuainya hati, pikiran, perkataan dengan perbuatan. Dan tabligh artinya komunikatif, yaitu bisa diterima semua kalangan berbeda latar belakang.
Karakter kuat Nabi Muhammad SAW sangat teruji ketika membangun masyarakat madani di Madinah yang dicatat sejarah sebagai masyarakat menjunjung tinggi demokrasi, kemajemukan, perbedaan intelektualitas, kesetaraan, dan ketaatan pada hukum syar’i.
Kita tentu berharap, peringatan Maulid Nabi bukan sebatas ritual rutin mengingat kelahiran Nabi Muhammad SAW. Melainkan dijadikan momentum meneladani kembali karakter kuat Nabi Muhammad SAW sebagai upaya nyata mengatasi krisis keteladanan yang kini kita hadapi.
********
Pelbagai sumber/Fotografer : John Doddy Hidayat.