Garut News ( Sabtu, 01/02 – 2014 ).
Mereka, aset bangsa dengan beragam pula potensi dimilikinya.
Ternyata, hingga kini selain masih menjadi kawasan paling rawan bencana alam di Indonesia, dan kabupaten tertinggal.
Juga rata-rata lama sekolah penduduknya hingga Garut menjelang usia 201 tahun (2014), hanya lulusan “Sekolah Dasar” (SD).
Beragam potensi bencana terdapat di kabupaten berbatasan dengan Kabupaten Bandung, Tasikmalaya, Sumedang, dan Kabupaten Cianjur itu.
Bencana banjir termasuk banjir lumpur, longsor, gempa bumi, tsunami, pergerakan tanah, dan erupsi gunungapi, bisa kapan pun terjadi pada kabupaten luas hutannya sekitar 107.000 hektare ini.
Pada dasar Samudera Hindia, terdapat tiga “Igir” membentuk hurup “Y” terbalik.
Ketiga Igir tersebut, pertemuan tiga lempeng benua, aktivitas vulkanik kerap terjadi disini.
Angin musim, penyebab arus Samudera Hindia berbalik arah, antara Maret dan Agustus.
“Sehingga rawan pula terhadap, peredaran gelap Narkoba”
Pedagang pertama mengarungi perairan ini, orang Mesir Kuno, mereka berlayar di sepanjang Pantai Timur Afrika, pada lebih dari 4.000 tahun lalu.
Pada abad 15, para Penjelajah Eropa melakukan pelayaran pertama mengarungi Samudera Hindia sampai ke Asia.
Saat ini, kapal tanker raksasa membawa dari Teluk Persia, menuju banyak pelabuhan internasional.
Kapal-kapal itu, berlayar melewati Laut Merah, dan Terusan Suez Eropa.
Sedangkan kaula Muda Garut saat ini, kian akrab dengan beragam perangkat elektgronik, termasuk pelbagai merk telepon genggam.
Mereka pandai cakap, juga terampil berkirim pesan pendek.
Bahkan telepon genggam tersebut, kerap terdapat disalahgunakan, mengakses dan sarana menonton aksi pornografi.
Padahal hingga kini, belum bisa memproduksi sendiri telepon genggam itu.
Esay/ Foto : John Doddy Hidayat.