Esay/ Foto : John Doddy Hidayat.
Garut News ( Sabtu, 11/04 – 2015 ).
Dodol Garut “Jubaedah” selain konsisten dengan komitmennya meningkatkan kualitas beragam jenis produktivitasnya.
Juga menargetkan semakin banyak menyerap tenaga kerja.
Lantaran dengan sebanyak-banyaknya menyerap tenaga kerja.
Dipastikan bisa menyejahterakan masyarakat, sekaligus memberdayakan potensi sumber daya lokal.
Obsesi tersebut dikemukakan pemiliknya Ny. Dedah Jubaedah, yang kini memerkerjakan 25 karyawan sehingga selama ini pun, bisa menghidupi sekurangnya 125 anggota keluarga mereka.
Apalagi jika penyerapan tenaga kerjanya lebih banyak lagi, dan itu bisa terwujud jika perusahaan bisa segera maju dan berkembang, ungkapnya pula.
Meski selama ini berbasiskan kreativitas – inovasi industri rumah tangga, namun beragam keunggulan produk Dodol Garut “Jubaedah”, dinilai bisa mengangkat “destinasi” potensi wisata kuliner lokal di Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Sebagaimana dikemukakan Kepala “Dinas Kebudayaan dan Pariwisata” (Disbudpar) kabupaten setempat, Mlenik Maumeriadi, Rabu lalu.
Sebab menurut Mlenik, jenis produk kuliner tersebut selama ini menasional, bahkan dikenal pada kawasan regional, sebagai potensi produk wisata buatan.
Dia antara lain menyarankan, agar senantiasa meningkatkan kualitas kemasan, serta memertahankan sekaligus selalu meningkatkan kualitas keramahtamahan pada setiap proses pemasaran.
Ny. Dedah Jubaedah, ibu rumah tangga kini berusia 38 tahun. Selain setia mendampingi suami dan mendidik tiga putra-putrinya, juga sejak menikah pada 1996 melanjutkan pengembangan keakhlian warisan memproduk kuliner lokal dari orangtuanya.
Sebelumnya orangtua Dedah Jubaedah selama 20 tahun lebih, antara lain memproduksi angleng, dodol juga borondong.
Kemudian anak bungsu dari enam bersaudara ini, tak menyia-nyiakan tantangan menghadapi kian ketatnya daya saing yang diwariskan orangtuanya itu, bahkan Dedah Jubaedah sekeluarga memiliki komitmen kuat, “mewujudkan tantangan menjadi peluang”.
Kepada Garut News, dia katakan sekurangnya kini memproduk 16 jenis dodol, juga angleng serta borondong, setiap jenis produktivitasnya berbasiskan pula kearifan lokal kreativitas warisan turun-temurun dari orangtuanya.
Sehingga sejak beberapa tahun terakhir, rata-rata omset pemasaran produk dodolnya mencapai 24 ton setiap bulan.
Di antaranya memenuhi pangsa pasar kawasan Garut Utara dan Wilayah Garut Tengah, juga ke luar Pulau Jawa, antara lain Lampung dan Kalimantan.
Sedangkan pangsa pasar Kawasan Garut Selatan bakal segera dijadwalkan, kendati selama ini kerap berdatangan permintaan.
Sebanyak 16 jenis produk Dodol Garut “Jubaedah”, terdiri Dodol Garut Wijen, Dodol Kombinasi, Dodol Sebra, Dodol Kacang Merah, Dodol Kacang Ijo, Dodol Ketan Hitam, Angleng Ketan Hitam, Dodol Buah Melon, Dodol Buah Nenas, Dodol Buah Arben, Dodol Sirsak, Kerak Dodol, Parsel Mini Buah, Dodol Pisang, Dodol Chocolate, serta Dodol Kurma.
Terdapat pula Dodol Kentang, serta Kismis, ungkapnya.
Setiap seluruh produktivitasnya tersebut, diproses secara manual dengan lima tenaga inti didukung 20 tenaga kerja lainnya.
Sama sekali tak memanfaatkan bahan kimia, atawa benar-benar “zero emition”, namun beragam jenis Dodol Garut “Jubaedah” bisa bertahan selama satu bulan. Menyusul produk borondong serta angleng bisa bertahan selama dua pekan.
Tetapi juga tak terbatas pada 16 jenis produk, jika terdapat pesanan khusus bisa memproduk jenis lainnya, lantaran setiap seluruh tenaga kerjanya memiliki “soliditas” tinggi.
“Mereka kami anggap keluarga sendiri, bekerja setiap hari mulai pukul 06.00 hingga pukul 16.00 WIB, jika terdapat penambahan waktu dipastikan mendapatkan upah lembur,” ungkapnya pula.
Produk PD. Citra Rasa dan PD. Jubaedah (0262 – 2244898) ini, beralamat di Jalan Cicurug Nomor. 2 Kelurahan Suci Kaler (Suci) Kecamatan Karangpawitan, Garut, Jawa Barat.
Dalam pada itu, nilai jual setiap jenis produknya berkisar Rp15 ribu hingga Rp25 ribu per kilogram, diproses secara manual berbahan bakar kayu agar bisa dipertahankan keasliannya.
Serta dijamin halal.
Dikemukakan Dedah Jubaedah, berobsesi menjadikannnya industri berskala besar, menyusul tersedianya lahan milik masih kosong seluas 1.400 m2.
Target bisa meraih obsesi ini pada satu hingga dua tahun mendatang dapat terwujud, sehingga diharapkan pula adanya kepedulian Pemkab setempat, sebab selama ini pun tak pernah mendapatkan pasokan bantuan atawa pinjaman lunak.
Meski diakuinya belum lama ini mendapatkan bantuan daya dukung kemasan produk, termasuk pelatihan selama tiga hari dari Disperindag kabupaten setempat, disampaikan penghargaan, terimakasih dan apreasiasi positip pada Kepala Disperindag, Eko Yulianto beserta seluruh jajarannya.
Ny. Dedah Jubaedah bersama suaminya dikaruniai putra-putri Fauzah Wahyudin (kelas 3 SMA), Raehan Asauri Wahyudin (kelas 6 SDN), serta Naila Aghisni Rahwa Wahyudin (kelas 1 SDN).
Mereka sekeluarga mengembangkan kegiatan industri rumah tangga tersebut, mulai dari titik nol kilometer, antara lain diawali mengantar sendiri produk borondong dan angleng ke setiap warung.
Seluruhnya berproses panjang dan melelahkan, atawa tidak ujug-ujug.
Mereka pun tetap optimis, kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas, didukung do’a dan tawakal pada Allah SWT, bisa mewujudkan keberhasilan, imbuhnya.
Amien.
*********