“Pionir percontohan”
Garutnews ( Rabu, 13/10 – 2021 ).
‘Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan’ (DLHKP) Kabupaten Garut kini mengemas upaya berkolaborasi dengan Agro Park Tahfidz Qur’an Ponpes/Kutab Yadul ‘Ulya guna mewujudkan wahana rumah bibit.
Kepala Bidang Pertamanan dan Pemakaman pada (DLHKP) kabupaten setempat, Gun Gun Sukma Utama, ST katakan penyelenggaraan program ini dijadwalkan bisa direalisasikan pada 2022 mendatang.
Sehingga rumah tumbuh tersebut, dapat memenuhi populasi pembibitan beragam vegetasi tanaman keras maupun pertamanan guna disebar pada sejumlah titik lokasi maupun masyarakat yang memerlukannya.
Lantaran sebelumnya pun, dilakukan kajian pada Agro Park ini yang dinilai berpotensi dijadikan laboratorium alam lingkungan di Indonesia, bahkan bisa menjadi percontohan pengelolaan penata laksanaan lingkungan dunia.
Sebab berkontur topografi lembah beraliran sungai yang bisa dijadikan penyangga “Daerah Aliran Sungai” (DAS) Cikamiri melintasi di antara Kelurahan Sukajaya dengan Desa Sukabakti, keduanya di wilayah Kecamatan Tarogong Kidul.
“Sehingga pada ketinggian dan lerengnya (slope), sangat memerlukan ragam vegetasi tanaman keras termasuk buah-buahan agar sekaligus dapat berfungsi agro wisata Islami,” ungkap Gun Gun Sukma Utama, ST di ruang kerjanya, Rabu (13/10-2021).
Dia juga secara visual menelisik struktur tanah Agro Park tersebut, dan bersama Seksi Hutan Kota menyelenggarakan penanaman belasan pohon keras maupun kayu-kayuan belum lama ini, sebagai langkah awal institusinya guna menjalin kerjasama.
Yang diharapkan bisa berlanjut pada penandatanganan nota kesepahaman saling menunjang program DLHKP, termasuk kebersihan lingkungan mencakup pula pada kondisi lintasan aliran sungai beserta sepanjang DAS-nya.
Dia pun sangat mengapresiasi positif pula, selama ini Agro Park Ponpes Yadul ‘Ulya berupaya maksimal memproses pengelolaan sedekah sampah organik menjadi berkah.
Maka diharapkan menjadi pionir percontohan bagi masyarakat sekitarnya, bahkan masyarakat di tanah air dalam pengelolaan kemandirian pesantren modern berbasis lingkungan. Serta digitalisasi.
Dengan melibatkan seluruh seratusan lebih santri, mereka tak hanya mahir membaca dan menghafal Alqur’an. Melainkan pula berkemampuan mengaplikasikan pengetahuan, dan keterampilannya.
Kemandirian Ponpes/Kuttab Yadul ‘Ulya pun, merupakan upaya mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan, dan berkesinambungan.
“Sedangkan penerapan pendidikan keagamaan yang selama ini terdapat di Ponpes/Kuttab Yadul ‘Ulya, diawali dengan mengutamakan adab guna mewujudkan generasi yang Qur’ani,” imbuh Gun Gun Sukma Utama.
*****
Abah John.