Diskominfo Garut : Senantiasa Waspada Tetapi Jangan Panik

Diskominfo Garut : Senantiasa Waspada Tetapi Jangan Panik

599
0
SHARE
Ricky Rizki Darajat, SH
Ilustrasi. Penanganan Kegawatdaruratan.

“Hindari Kecemasan Berlebihan”

Garut News ( Senin, 09/03 – 2020 ).

“Senantiasa waspada tetapi jangan panik,” imbuh Kepala Bidang Pengelolaan Informasi dan Kehumasan pada “Dinas Komunikasi dan Informatika” (Diskominfo) Kabupaten Garut, Ricky Rizki Darajat, SH. 

Kewaspadaan di antaranya bisa berupa sering menyuci tangan, kerap mengonsumsi sayuran, dan buah-buahan, ungkap dia di ruang kerjanya, Senin (09/03-2020).

Sehingga daripada dihantui kecemasan berlebihan, dia pun mengajak kita berdoa, bertawakkal, menyerahkan segala sesuatunya kepada Sang Pencipta. Setelah menjaga kesehatan dan imunitas tubuh, serta ragam upaya menjauhkan diri dari Virus Corona.

Dikatakan, selama ini pun jajaran Pemkab setempat masif menyosialisasikan manfaat gerakan masyarakat hidup sehat, termasuk berperilaku hidup bersih dan sehat sebagai upaya mencegah penularan beragam jenis penyakit.

Bahkan juga merespon surat resmi dari Mendagri, dan Gubernur Jawa Barat. Antara lain diselenggarakannya rapat pembentukan penanganan kasuistis di pusat pengendalian informasi.

Indikasi tertular Virus Corona atau Covid-19, gejalanya berupa demam tinggi, serta sesak nafas dialami seorang penduduk Garut yang baru datang dari Macau pada 7 Maret 2020.

Pria Tenaga Kerja Indonesia/TKI berusia 40 tahunan itu, memeriksakan kondisi kesehatannya di sebuah klinik, Ahad (08/03-2020) sekitar pukul 21.00 WIB.

Kemudian langsung dirujuk ke RSU dr Slamet Garut hingga pukul 12.00 WIB, selanjutnya langsung di kirim ke RSHS Bandung, ‘Pasien Dalam Pengawasan’ (PDP) ini masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium dari Kemenkes, ungkap Ricky Rizki Darajat.

Ada juga seorang Tenaga Kerja Asing/TKA sebagai konsultan pabrik sepatu Chang Shin Garut yang sempat bertolak ke Cina saat perayaan Imlek dan 31 Januari 2020 tiba kembali di Garut, Senin (09/03-2020), jalani pemeriksaan kesehatan di RSU dr Slamet, yang hasilnya bisa diketahui pada dua hari mendatang, katanya.

“Asma Nadia”

Asma Nadia dalam tulisannya di Republika Online, Sabtu (07/03-2020), menuturkan berita terkait virus corona juga mengingatkan saya akan pidato Presiden Cina Xi Jinping yang disampaikannya pada peringatan HUT ke-70 RRC atau Hari Nasional China di bawah pemerintahan Partai Komunis Tiongkok.

“Tidak ada kekuatan yang dapat mengguncang pondasi negara besar ini,” katanya.

Di bagaian lain ia berujar, “Tidak ada kekuatan yang bisa menghentikan orang-orang Cina dan bangsa Cina untuk terus maju.”

Di hari yang sama, militer Cina memamerkan bom nuklir dengan kecepatan super sonic, drone yang bisa membawa hulu ledak mematikan, bom raksasa berhulu ledak nuklir, dan berbagai persenjataan yang menakutkan. Ya, menakutkan bagi manusia.

Mungkin, jika pernyataannya berbunyi “tidak ada kekuatan manusia” memang sulit dibantah.

Akan tetapi, jika mengacu tidak ada kekuatan, maka seakan-akan yang ditantang bukan sekadar manusia juga kekuatan alam, kekuatan Tuhan, bahkan kekuatan makhluk yang sangat mini bernama virus.

Ya, entah kenapa lembaran-lembaran ingatan di atas yang justru merebak dan diam-diam membuat saya membatin istighfar- mengikuti berita di media seputar virus corona.

Entah kenapa….

Jika kita kaji sejarah, berbagai kejadian ini akan membawa kita pada kisah Firaun, Abraha, Qorun yang kesombongan individu mengakibatkan ratusan hingga ribuan nyawa ikut tenggelam, tewas, dan terkubur.

Barangkali ada yang akan berkilah, semuanya cuma kebetulan. Atau sudah takdir. Meski jika merujuk penjelasan gaya KH Zainudin alm, kalimat yang keluar sangat mungkin menjadi, “Elo yang sombong, yang lain kena hukuman, monyong!”

Manusia kecil, masih ada yang lebih kecil. Dan rangkaian sejarah memperlihatkan kepada kita betapa banyak yang kecil mampu mengalahkan yang besar. Fakta yang memberikan harapan, namun terselip teguran untuk siapa saja yang sudah merasa besar.

Jejak virus kecil yang mematikan itu sekarang sudah menyapa lebih dari 64 negara. Mari mengambil pelajaran. Hal terakhir yang kita butuhkan adalah arogansi macam apa pun.

Sebab sejak belasan abad silam Allah SWT sudah mengingatkan,

“Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” (TQS al-Anfal [8]: 25).

*******

JDH.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY