Garut News ( Rabu, 26/03 – 2014 ).

Pada 2014 ini institusi teknis terkait Pemprov Jabar, melakukan kajian “Detail Enginering Desain” (DED) lingkungan, pada kawasan industri penyamakan kulit di Kampung Sukaregang, Garut.
Sehingga juga selama ini, tak ada “pembiaran” terhadap kondisi lingkungan tercemar akibat limbah industri penyamakan itu.
Lantaran, pemerintah sejak lama menyediakan beberapa unit “Instalasi Pengolahan Air Limbah” (IPAL), dengan biaya operasionalnya tanggungjawab para perajin.

Demikian dikemukakan Kepala DLHKP kabupaten setempat, Toni Tisna Somantri ketika didesak pertanyaan Garut News, Rabu (26/03-2014), terkait permasalahan lingkungan di wilayahnya.
Dia mengakui pula, selama ini kondisi aliran sungai seputar industri penyamakan kulit “terindikasi” tercemar.
Warna airnya pun hitam pekat, bahkan berbau amat-sangat menyengat, padahal antara lain banyak mengairi areal persawahan termasuk kolam sekitarnya.
Sedangkan mengenai lahan kritis, selama ini penanganannya antara lain diselenggarakan jajaran Dinas Kehutanan, dan Dinas Perkebunan.
Didesak pertanyaan kondisi lingkungan obyek wisata Puncak Darajat, Toni Tisna Somantri katakan selama ini pun, pihaknya tak mengeluarkan merekomendasikan apapun pada proses perijinannya.
Bahkan, instansinya juga bukan institusi menerbitkan perijinan, katanya.
Khusus tentang lampu penerangan jalan umum, termasuk pada pertamanan, dan hutan kota, tahun ini hanya diprioritaskan pada upaya pemeliharaan.
Sedangkan upaya pembangunan, atawa pengadaannya diagendakan pada 2015 mendatang, katanya pula antara lain.
*****
John.