Garut News ( Senin, 25/08 – 2014 ).
Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Garut, Komar Mariuna katakan, upaya mewujudkan kualitas pendidikan di wilayahnya.
Antara lain dijalinnya kerjasama operasional dengan “Global Education Communication Technology” (Glect) Jepang, yang memerkenalkan penerapan teknologi proses pembelajaran bersistem “IT”
Sebagai upaya perbaikan pembelajaran bagi murid setingkat SD, dan SMP.
Menyusul sebelumnya dijalin kerjasama melalui penandatanganan MoU Dewan Pendidikan dengan Glect.
Sehingga terdapat kesepakatan ; bagaimana upaya membangun kualitas pendidikan, ungkap Komar Mariuna kepada Garut News, Senin (25/08-2014).
Seusai antara lain kembali menerima Chief Executive Officer Glect, Toshinari Fuchino bersama Senior Managing Directornya Junya Nakai, Dirut Yaman Suryaman, serta Direktur Angga Andika Sonda.
Dikemukakan Komar, tak hanya diperlukan kualitas pendidikan melainkan juga pemenuhan kebutuhan inprastruktur, mutu guru, serta manajemen pendidikan.
Lantaran relevansi pendidikan itu, menyelaraskan “output & outcam” yang bisa sejalan dengan dibutuhkan masyarakat ke depan, katanya.
Sehingga kehadiran Glect diharapkan, dapat memberikan motivasi berkualitas pada sekolah, dan masyarakat sehingga terdapat kesamaan “mindset” guna bersama-sama membangun kualitas pendidikan.
“Percuma mendidik anak, jika mereka tak biasa apa-apa di tengah masyarakat,” tandas Komar.
Karena itu, diagendakan awal triwulan akhir 2014, implementasi jalinan kerjasama operasional Dewan Pendidikan Kabupaten Garut dengan “Global Education Communication Technology” (Glect) Jepang tersebut, bisa mulai direalisasikan.
Malahan program dan inprastruktur Glect bakal segera membangunnya di lokasi Pasir Uncal, maka kini dihimpun data-data sekolah bisa dijadikan prioritas penyelenggaraan program.
Melalui sinkronisasi Dewan Pendidikan dengan jajaran Disdik kabupaten setempat.
“Kedodoran”
Menyikapi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan amat kedodoran mengadakan buku pelajaran. Saat tahun ajaran baru dimulai Agustus ini, belum semua sekolah menerima buku pelajaran Kurikulum 2013.
Siswa menjadi korban akibat ketidakcermatan para pejabat Kementerian. Sejumlah sekolah di daerah terpaksa “berakrobat” mengatasi ketiadaan buku pegangan.
Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Garut, Komar Mariuna menyatakan proses belajar mengajar kudu tetap berjalan.
Meski selama ini, kendalanya buku serta belum tuntasnya proses pelatihan para guru, katanya.
Ungkapan senada disampaikan Deden Suparman, MA juga dari jajaran Dewan Pendidikan kabupaten setempat.
******
Esay/Foto : John Doddy Hidayat.