Esay/Fotografer : John Doddy Hidayat
Garut News ( Jum’at, 20/10 – 2017 ).

********* Banjir bandang puncak amuk Sungai Cimanuk Garut, Jawa Barat, 20 September 2016 silam, yang menerjang inprastruktur jalan, jembatan, serta sarana irigasi. Menelan kerugian sedikitnya mencapai Rp15 miliar.
Sehingga guna kembali memerbaiki sarana-prasarana itu, diprediksi bisa kembali pulih dengan biaya Rp15 miliar tersebut.
Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN) Tahun Anggaran (TA) 2017 melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), meliputi pelebaran jembatan Cikamiri, jembatan Maktal, dan jembatan Ampel di Kelurahan Sukajaya Kecamatan Tarogong Kidul.
“Sehingga kini segera kembali diselenggarakan kajian perencanaan lebih detail,” ungkap Kepala Seksi Penelitian dan Pengembangan pada Bidang Bina Program Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan, Gun Gun Sukma Utama, Jum’at (20/10/2017).
Dikemukakan, pada pembangunan jembatan Ampel yang menghubungkan Kampung Panawuan Kelurahan Sukajaya dengan Kampung Rancamaya akan direalisasikan dengan konstruksi komposit kelas B, baja siku sepanjang 20 meter, dan selebar tujuh meter.
Hal itu termasuk pada kiri, dan kanan masing-masing trotoarnya selebar 0,5 meter.
Jembatan ini berketinggian sekitar 11,5 meter dengan kedalaman dua pondasi sumurannya mencapai 4,5 meter, dan bahu pada kedua jembatan masing-masing sepanjang dua meter.
“Sedangkan elektabilitas pemuaiannya menggunakan bantalan karet,” ujar Gun Gun.
namun dia belum bisa memastikan kapan perbaikan infrastruktur jalan/jembatan/irigasi terdampak banjir Cimanuk tersebut, bisa dimulai dan dapat diselesaikan.
Sementara itu, kondisi para pengungsi korban banjir bandang Cimanuk hingga kini masih tercerai berai.
Dari 2.525 jiwa pengungsi atau setara 787 kepala keluarga (KK) pengungsi, sekitar 1.756 jiwa atau setara 596 kk di antaranya memilih berdomisili di luar hunian sementara (huntara).
Ada yang mengontrak tempat tinggal, tinggal di rumah sanak saudara, dan ada pula yang nekat kembali ke bekas tempat tinggalnya di daerah bahaya di sekitar bantaran sungai Cimanuk.
Berdasar pendataan terakhir dilakukan Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana pada Dinas Sosial Kabupaten Garut pada Selasa (17/10/2017), jumlah pengungsi menempati huntara tersisa 769 jiwa atau setara 191 kk.
Mereka tersebar di Gedung Local Education Center Garut ( 14 KK/70 jiwa), Gedung Islamic Center Garut (45 KK/160 jiwa), Gedung LPSE (28 KK/127 jiwa), Gedung Balai Peminton Inten Dewata (10 KK/36 jiwa), dan rumah susun Gandasari Cilawu (94 KK/376 jiwa).
Pembangunan rumah tapak, dan rusun bagi para korban terdampak banjir Cimanuk sendiri saat ini masih berjalan dengan perkiraan masih terdapat kekurangan penyediaan rumah bagi sekitar 1.303 KK korban terdampak banjir bandang itu.
Tetapi ironisnya, sejak Juni hingga pertengahan Oktober 2017, bantuan dana hibah senilai Rp140,08 miliar bersumber dari BNPB/APBN TA 2017 untuk penanggulangan banjir Cimanuk masih terparkir di kas daerah.
Dana ini dialokasikan untuk sektor perumahan, infrastruktur jalan dan jembatan, serta sektor sosial ekonomi para korban.
Kondisi tersebut dikhawatirkan berpotensi menambah penderitaan para korban banjir Cimanuk, terutama menyangkut pemulihan sosial ekonomi mereka.
Berdampak pula pada para korban dari kalangan disabilitas.
*********