Yadul ‘Ulya Bangun Peradaban, Buku-Buku Warisan Islam yang Dibutuhkan Renaisans Eropa

0
60 views
Salahsatu Upaya Konkrit Ponpes/Kuttab Yadul ‘Ulya Garut Membangun Peradaban Rahmatan lil'alamin, antara lain menggelar, Jum'at Berkah (25/06-2021) ini, untuk ke-48 kalinya. Berbagi Sembako, Beserta Al Qur’an pada Ponpes Kubang Karomah di Kampung Salamgede RT.01/03 Desa Kersamenak Kecamatan Tarogong Kidul.

Jum’at 25 Jun 2021 13:23 WIB

Red: Agung Sasongko

Salahsatu Upaya Nyata Ponpes/Kuttab Yadul ‘Ulya Garut Membangun Peradaban Rahmatan Lil’alamin, antara lain menggelar, Jum’at Berkah (25/06-2021) ini, untuk ke-48 kalinya. Berbagi Sembako, Beserta Al Qur’an pada Ponpes Kubang Karomah di Kampung Salamgede RT.01/03 Desa Kersamenak Kecamatan Tarogong Kidul.

Karya ilmuwan Muslim jadi rujukan generasi baru mahasiswa Eropa di masa Renaisans”

REPUBLIKA.CO.ID,  Penerjemahan Yunani klasik dan peradaban lainnya ke dalam bahasa Arab menjadi dasar perkembangan peradaban Islam pada abad pertengahan. Beragam kemajuan telah dicapai yang ditunjukan dari warisan yang ditinggalkan.

Di Eropa, warisan tersebut dilanjutkan dengan melakukan secara masif terjemahan karya-karya ilmuwan Muslim ke dalam bahasa mereka. Beberapa wilayah Eropa lebih dulu telah menikmati penerjemahaan tersebut.

Sebagian besar terjemahan sudah dilakukan ilmuwan Muslim di Spanyol. Dari Spanyol, arus penerjemahan yang dilakukan Muslim, Yahudi, dan Kristen dari berbagai geografis dilakukan menyebar luas di Eropa.

Buku-buku kedokteran dan ilmiah lainnya secara khusus menjadi tuntunan masyarakat Barat. Kajian buku-buku tersebut kembali dihidupkan kembali untuk memenuhi prasyarat kemajuan sosial dan ekonomi di Eropa.

Selama hampir setengah milenium, karya-karya abad ke-13 hingga ke-16 menjadi buku-buku rujukan generasi baru mahasiswa Eropa untuk displin ilmu terkait.

Di antara buku-buku itu: Aristoteles de Amina (dengan pengantar Ibnu Rusdi atau Averoes), Al Qanun (buku kedokteran) karya Ibnu Sina, Liber ad Almansorem (Buku Mansur) karya Ar-Razi.

Sejak itulah, Eropa mulai menikmati hasil kerja ilmian dan profesionalnya melalui karya penerjemahaan peradaban Islam yang tersedia dan tersebar melalui teknologi percetakan.

Eropa menikmati masa renesains, sementara dunia Islam terpecah belah dan alami kemunduran hingga hari ini.

(Sumber: Sains Islam yang Mengagungkan, Howard R Turner).

*****

Republika.co.id/Ilustrasi Fotografer : John.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here