Oleh : dr H. Helmi Budiman, Wakil Bupati Garut.
Garut News ( Kamis, 20/10 – 2016 ).

Korban jiwa beserta ragam hak milik penduduk, serta porak-porandanya asset milik pemerintah, akibat terdampak amuk Sungai Cimanuk yang puncak terjangannya berlangsung hingga menjelang tengah malam yang “simpe” pada, Selasa (20/09-2016) lalu.
Hendaknya kita maknai bersama dengan “tawaqal”, juga dengan pola pikir yang jernih, bernas juga dengan pola pikir yang cerdas.
Lantaran, Kata Steven Covey, ”Kalau kamu melihat semua masalah sumbernya ada di luar dirimu, maka kamu adalah orang yang paling bermasalah.”
Maka yang harus kita ubah adalah cara kita melihat sesuatu. Ketimbang menjadi reaktif, menganggap diri kita adalah produk dari pelbagai situasi di sekitar kita, Covey menyarankan sikap proaktif.
Orang proaktif memilih sikap yang dia ambil sebagai respons terhadap situasi yang dia hadapi, berdasarkan nilai yang dia anut. Ia mengendalikan situasi, bukan dikendalikan situasi.
Karena itu, tak sepantasnya jika menyikapi sepanjang lintasan Sungai Cimanuk itu sebagai “monster” yang menakutkan.

Melainkan sebagai “amanah” yang bisa kita wujudkan bersama menjadi “berkah”, menjadi denyut nadi pemicu ragam aktivitas sosial perekonomian masyarakat pada sepanjang yang dilintasinya.
Mewujudkan potensi bencana menjadi berkah, bisa direalisasikan dengan peran serta pelbagai elemen dan komponen masyarakat sesuai dengan kapasitasnya masing-masing.
Membangun komunikasi dengan alam sekaligus bersahabat dengannya, memerlakukannya dengan arif, memelihara dan menjaga, serta merawat lestari ragam vegetasi yang dilintasi sungai terpanjang di kabupaten ini.
Maka diterbitkannya produk reportase Garut News, tertumpu “asa” guna bercermin bersama.
Kerap sumber prahara berawal dari produk perilaku kita sendiri.
*******
Kolom : dr H. Helmi Budiman, Wakil Bupati Garut.