“Satu Kampung Diisolasi, Namun Mal Garut Bebas Beroperasi, Rabu (22/04-2020).”
Garut News ( Rabu, 22/04 – 2020 ).
‘Bazar Sembako Murah Menyambut Ramadlan 1411 H’ diselenggarakan Sembakogarut.com bersama pengelola Ponpes/Kuttab Yadul ‘Ulya guna meringankan beban ekonomi masyarakat, digelar bersamaan terjangan badai wabah pandemik Coronavirus Desease (Covid-19).
“Maka ragam komoditi yang dibeli melalui penukaran kupon, diantar langsung oleh panitia penyelenggara ke setiap rumah konsumen. Sehingga tak bakal terjadi kerumunan massa,” imbuh Pimpinan Tahfidz Qur’an Garut M. Angga Tirta.
Setiap paket dengan 14 ragam komoditi sembako tersebut bisa diperoleh seharga Rp159.650,- namun pembeliannya dapat pula secara eceran sesuai kebutuhan, dan kemampuan keuangan masyarakat sekitar Kampus Peradaban Ponpes.
Diselenggarakan, Kamis (23/04-2020), sedangkan ragam mata dagangannya terdiri masing-masing satu kilogram beras Rp11 ribu, telur ayam ras Rp26 ribu, terigu Rp6.500, minyak cemara Rp12 ribu, ayam ras Rp26 ribu, serta gula pasir Rp14.700,-
Kemudian mentega firma 1/4 kilogram Rp5.700, susu bendera enam saset Rp7.450, kopi ABC 10 Rp10.500, kecap bango Rp2.900, daiya Rp4.900, teh sariwangi Rp5.100, sunligh 230 mm Rp4.900, dan sirup marjan Rp10 ribu.
“Satu Kampung Diisolasi”
Wakil Bupati Garut dr H. Helmi Budiman memimpin langsung pemberangkatan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Corona Virus Disease (Covid-19), guna memberlakuan isolasi mandiri satu kampung di wilayah kecamatan Cigedug.
“Terdapat satu daerah kini berstatus zona merah, lantaran ada confirm positif bahkan meninggal dunia,” ungkap Helmi Budiman.
“Kontak eratnya 41 orang. Maka kita lakukan isolasi kampung, pada hari ini kita mulai 315 Kepala Keluarga di isolasi, tak boleh berinteraksi dengan kontak lainnya,” imbuh Wabup di pelataran Gedung Pendopo Kabupaten, Rabu (22/04-2020).
Dikemukakan, sesuai yang disampaikan Bupati, Pemkab Garut akan menjamin hidup seluruh Kepala Keluarga di daerah ini, berdurasi waktu minimal sepuluh hari.
“Sebab kemarin kita lakukan Rapid Test hasilnya sepuluh hari kemudian, sehingga isolasi kampung diberlakukan minimal sepuluh hari, juga bisa empat belas hari malahan bisa pula lebih,” tegasnya.
Sedangkan kontak erat pasien KC-4 meninggal, enam orang dilakukan test kondisinya secara klinis sehat, secara laboratorium harus dibuktikan dengan sweb. Mereka secara klinis sehat meski kondisinya ada yang dirawat.
“Rata-rata beriwayat perjalanan, mereka dari luar kabupaten, terdapat pula internal Garut namun belum kita nyatakan, karena hasil rapid test reaktif, dan Confirm-nya belum ada,” katanya.
Dia mengingatkan, penyebaran virus bisa saja terjadi transmisi lokal, dengan hasil rapid test reaktif, tetapi belum bisa dinyatakan karena menunggu hasil confirm-nya.
“Dua orang ini kan reaktif, kalau nanti positif berarti di Garut terjadi transmisi lokal, namun hari ini kami belum bisa menyimpulkan, karena hasil confirm-nya belum ada,” katanya pula.
*****
Esay/Fotografer : John Doddy Hidayat.