Fotografer : John Doddy Hidayat
Garut News ( Sabtu, 30/01 – 2016 ).

– Banyak bangunan sarana dagang “Pedagang Kaki Lima” (PKL) selama ini mangkal pada sepanjang lintasan ruas Jalan RSU dr Slamet Garut, ditertibkan Jum’at (29/01-2016).
Penertiban dipimpin langsung Camat Tarogong Kidul Lilis Netti tersebut, berlangsung mulai batas jembatan Maktal Cimanuk seputar Lapang Paris, hingga sekitar Gedung Puspa RSU itu.
Tak ada penolakan atawa protes keras para pedagang. Lantaran mereka diberitahu rencana penertiban ini sejak jauh hari sebelumnya.
Para pedagang juga kebanyakan membongkar sendiri bangunan semi-permanen tempatnya berdagang disaksikan petugas.
Penertiban berjalan cukup lancar dan kondusif tersebut, sempat menarik perhatian penduduk sekitarnya, serta para pengendara melintas. Sehingga sempat pula menjadikan antrean kendaraan beragam jenis yang cukup panjang.
Tetapi terdapat sejumlah sarana maupun barang terpaksa diangkut petugas sebab tak diketahui jelas pemiliknya, apalagi ada berkondisi rusak tak terpakai.
Lilis kataka, tak melarang warga berjualan di sepanjang Jalan RSU. Namun diharapkan mereka berdagang dengan tertib dan rapi. Selain agar terlihat indah dan tertata baik, juga fungsi lingkungannya bisa dimaksimalkan, dan dirasakan masyarakat.
Hendaknya pula para pedagang menggunakan sarana dagang seperti roda bisa dipindahkan. Bukan sarana dagang permanen seperti selama ini digunakan, imbuhnya.
“Kalau bisa sarana dagangnya seragam supaya terlihat rapi dan bagus. Selesai berdagang, sarana dagangnya tak boleh ditinggalkan di tempat, tetapi harus dibawa pulang. Sehingga fungsi lingkungan termasuk arus lalu lintas kendaraan tak terganggu,” katanya.
Dikemukakan, jumlah PKL terdapat di sepanjang ruas Jalan RSU Garut mencapai lebih 120 PKL.
Pengaturan serta penataan selanjutnya, pihak kecamatan berkoordinasi dengan pemerintah kelurahan serta pengurus RW bersangkutan.
Para PKL pun umumnya mendukung langkah penertiban tersebut.
“Kita sangat mendukung jika lingkungan tempat berjualan terlihat tertib, bersih, dan tertata indah. Saya kebetulan selama ini dagang pakai roda, dan tak pernah ditinggalkan di lokasi dagang kalau beres dagang,” ungkap Sarif(40), pedagang gorengan biasa mangkal di depan Gedung Puspa RSU dr Slamet Garut.
Ungkapan senada juga dikemukakan Rohayati(52), pedagang mie bakso dan nasi kuning asal Kelurahan Sukakarya Tarogong Kidul. Dia mengaku berjualan di Jalan RSU Garut sejak 30 tahun lalu.
“Kita juga ingin tempat berdagang bersih dan tertata, seperti di Pasar Ceplak. Roda dagangan dan bentuknya seragam, dan kalau sudah dagang, roda dibawa pulang. Sehingga kondisi lokasi kita jualan tetap bersih. Tidak semrawut,” katanya.
******
(nz, jdh).