Garut News ( Jum’at, 08/12 – 2017 ).
Kondisi balita bergizi buruk di Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengalami penambahan mencapai 136 kasus, dari 410 balita pada akhir September 2017 menjadi 546 balita hingga akhir Oktober ini.
Terdapatnya penambahan jumlah kasus meski dalam rentang waktu hanya satu bulan tersebut, semakin mengindikasikan rendahnya kondisi daya beli terutama masyarakat miskin.
Sehingga dari penambahan 136 balita ini, meliputi bertambahnya 33 balita sangat kurus serta bertambahnya 103 balita kurus.
Lantaran berdasar data Bidang Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan kabupaten setempat juga menunjukan, 546 balita pada akhir Oktober itu terdiri 288 laki-laki dan 258 perempuan.
Terdapat 86 balita di antaranya berkondisi “sangat kurus” masing-masing 50 laki-laki, serta 36 perempuan.
Sedangkan 460 balita lainnya berkondisi “kurus” meliputi 238 laki-laki, dan 222 perempuan.
Sebelumnya pada akhir September 2017 kondisi gizi buruk mendera 410 balita, mereka terdiri 212 laki-laki serta 198 perempuan.
Bahkan 53 balita di antaranya berkondisi “sangat kurus”, masing-masing 31 laki-laki dan 22 perempuan.
Sedangkan 357 balita berkondisi “kurus”, meliputi 181 laki-laki serta 176 perempuan, demikian kumulatif status gizi balita berindikator Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) 2017.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Eman Suherman katakan upaya penanggulangan selama ini antara lain “Pemberian Makanan Tambahan” (PMT).
********** Serta upaya pemulihannya selama 90 hari, masing-masing bernilai Rp10 ribu per hari untuk setiap balita.
Selain itu, juga mewujudkan komitmen bersama pada pelaksanaan sistem kewaspadaan pangan dan gizi. Sedangkan pola penyajian pangan bergizi merupakan tanggung jawab masing-masing kalangan ibu rumah tangga, imbuhnya.
Diselenggarakan pula penyuluhan tentang keamanan pangan termasuk pemberian makan bayi, dan anak.
Sedangkan mengenai upaya nyata meningkatkan produktivitas sosial ekonomi masyarakat miskin, agar mereka bisa terentaskan dari kemiskinannya.
Merupakan tanggung jawab bersama khususnya pada institusi teknis terkait, ujar Eman Suherman antara lain menambahkan.
*******
Esay/Fotografer : John Doddy Hidayat.