Areal Persawahan Potensial Pangatikan Garut Banyak Diperjualbelikan

Areal Persawahan Potensial Pangatikan Garut Banyak Diperjualbelikan

797
0
SHARE
Produk Pengeboran Air di Sawah Lega Pangatikan Sangat Menunjang Jaringan Irigasi Persawahan.

Garut News ( Kamis, 11/07 – 2019 ).

Potensi Air Persawahan di Lokasi Sawah Lega Pangatikan.

Areal persawahan potensial di wilayah Kecamatan Pangatikan Kabupaten Garut, yang memiliki jaringan irigasi memadai termasuk sepanjang lintasan Jalan Sawah Lega. Namun ironisnya kian banyak yang diperjualbelikan maupun dialihfungsikan.

Padahal pada musim kemarau ini, dari 338 hektare luas tanam padi hingga pekan pertama Juli 2019 yang diranggas kekeringan hanya 35 hektare berintensitas kerusakan ringan.

“Bahkan roduk Pengeboran Air di Sawah Lega Pangatikan itu, Bisa Sangat Menunjang Jaringan Irigasi Persawahan”

Sedangkan Kecamatan Pameungpeuk mencapai 310 hektare yang diranggas kekeringan tersebut, atau yang paling parah di Kabupaten Garut, disusul Kecamatan Cisompet (216 hektare), dan Kecamatan Cibatu 141 hektare.

“Dari totalitas kekeringan seluruh kabupaten 1.680 hektare atau meningkat dibandingkan pada akhir Juni (1.226 hektare),” ungkap Kepala Seksi Sarana dan Pembiayaan Dinas Pertanian, Dudung Sumirat didampingi ‘Pengamat Organisme Pengganggu Tumbuhan’ (POPT), Ahmad Firdaus.

Seluas 1.680 hektare yang diranggas kekeringan tersebut, 394 hektare di antaranya mengalami puso (gagal panen), 266 hektare rusak berat, 348 hektare rusak sedang, 672 hektare mengalami rusak ringan, serta yang terancam 3.894 hektare.

Jajaran ‘Pengamat Organisme Pengganggu Tumbuhan’ (POPT).

Namun jika kemarau kian bekepanjangan, juga bisa semakin banyak mengancam 33.797 hektare luas tanaman padi di seluruh kabupaten ini.

Dalam pada itu 310 hektare kekeringan yang meranggas Pameungpeuk, terdiri 282 hektare gagal panen, dan 28 hektare rusak berat yang juga sangat terancam puso.

Seluas 216 hektare kekeringan meranggas Cisompet, terdiri delapan hektare puso, 78 hektare rusak berat, 54 hektare rusak sedang, serta 76 hektare rusak ringan.

Disusul 141 hektare kekeringan di Kecamatan Cibatu, masing-masing delapan hektare puso, 62 hektare rusak berat, dan 71 hektare rusak ringan.

Dudung Sumirat katakan, upaya penanganannya antara lain melibatkan banyak masyarakat serta memasok alat mesin pertanian, tetapi dari 8.000 pompa air yang diperlukan secara bertahap sudah terdistribusikan 1.500 unit.

Secara menyeluruh juga dilakukan pemetaan mengenai luas lahan dan lokasi kekeringan, sebaran hama penyakit juga pada sebaran kawasan.

Dikemukakan, kasus kekeringan selain akibat kemarau panjang, juga dampak dari petani tidak tanam serempak lantaran “kejar jam tayang” memerebutkan pasokan air, dan mengejar capaian maksimal pemasaran produksi, katanya, Selasa.

********

Esay/Fotografer : John Doddy Hidayat.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY