Esay/Foto : John Doddy Hidayat.
Garut News ( Sabtu, 22/11 – 2014 ).
Kendaraan angkutan jenis bak terbuka bernopol preman atawa pribadi, sejak setahun terakhir meresahkan kalangan wisatawan berkunjung ke Gunungapi Papandayan, Garut, Jawa Barat.
Lantaran pengemudi maupun pemilik moda angkutan tersebut, cenderung terus memaksa wisatawan termasuk pecinta alam, agar menaiki angkutan bak terbuka.
Sehingga banyak kendaraan pribadi dibawa wisatawan, terpaksa di parkir pada halaman Masjid Cisurupan, sebab tak diperbolehkan membawa langsung kendaraannya.
Demikian dikemukakan para pengunjung obyek wisata itu, termasuk Dedi dari Tasikmaya kepada Garut News, Sabtu (22/11-2014).
Dia bersama rombongan terpaksa berpindah kendaraan meski dari Tasikmalaya membawa mobil pribadi, yang terpaksa di parkir di Cisurupan.
Dengan jarak tempuh sekitar sembilan kilometer dari Cisurupan tujuan lapangan Parkir Gunungapi Papandayan, setiap penumpang dipungut ongkos Rp20 ribu.
Demikian pula pulang dari gunung kembali dipungut ongkos Rp20 ribu setiap penumpang, tandasnya dengan nada kesal.
Kini terdapat sekitar 50 unit kendaraan bak terbuka bernopol preman beroperasi, memaksa pengunjung hendak mendatangi kawah Gunungapi Papandayan.
Mereka gencar beroperasi sejak setahun terakhir, sebelumnya beralasan karena lintasan jalan raya menuju obyek wisata itu berkondisi rusak, sehingga sekaligus membantu pengunjung.
Namun ternyata setelah jalan diperbaiki dan kini mulus, moda angkutan ini makin merebak-marak beroperasi.
Kondisi tersebut, juga diperparah kian bertebarannya kios PKL didirikan hingga semakin mendekati kaldera gunungapi itu.
Hingga kini terdapat belasan kios PKL yang didirikan, sehingga jika tak ditertibkan dipastikan bisa terus bertambah.
*******