Alih Fungsi Lahan Diduga Penyebab Banjir Bandang

0
42 views
Mengenang Amuk Sungai Cimanuk, 20 September 2016.
Helmi bersama Uu.

Garutnews ( Ahad, 28/11 – 2021 ).

Kian merebak-maraknya aktivitas alih fungsi lahan, patut diduga kuat penyebab terjadinya banjir bandang.

Lantaran kini pun mulai terungkap, penyebab utama dampaknya di Kabupaten Garut yang menerjang Kecamatan Karangtengah, dan Sukawening.

Sehingga pada, Sabtu (27/11 – 2021 sore WIB, tragedi tersebut menjadikan sangat paniknya penduduk di kedua wilayah kecamatan itu.

Kemudian belakangan ini, banyak kalangan yang menduga kuat banjir bandang di Garut terjadi tak hanya disebabkan tingginya intensitas curah hujan yang mengguyur Karangtengah, dan Sukawening. 

Banjir di Ujung Utara Subang.

Bahkan sejumlah tokoh pada kedua kecamatan tersebut, menyebutkan justru wilayah mereka tak pernah diterjang bencana banjir dalam sepuluh tahun terakhir.

“Namun mengapa bisa terjadi? Saya enggak tahu. Hanya kalau menurut beberapa pihak, bisa jadi akibat terjadi alih fungsi lahan di kawasan hutan di atas di Karangtengah. Banjir di kami kan banjir kiriman dari daerah sana,” ungkap Kepala Desa Mekarwangi Sukawening, Sani, Ahad (28/11- 2021).

Desa Mekarwangi pun, lanjutnya, terdampak banjir bandang itu di Kampung Ciloa yang memang berada di pinggir sungai. Berjarak sekitar 5-8 meter dari bibir sungai Citameng.

Terdapat 38 unit rumah beserta satu bangunan masjid sempat terendam ketinggian air sekitar satu meter.

Padahal kalaupun debit air sungai dengan tebingnya berketinggian sekitar tiga meter naik, tetapi airnya tak pernah meluber.

“Saya juga sempat bertanya pada para tokoh sepuh. Di daerah kami belum pernah terjadi bencana alam sehebat ini. Tanggul jebol, air sungai meluap merendam rumah-rumah warga, Baru kali ini terjadi,” ungkap Sani.

Ketua GMBI Distrik Garut Ganda Permana juga menuding penyebab banjir bandang di dua kecamatan di bagian timur Garut itu adanya alih fungsi lahan.

Menurut dia, pembangunan kawasan pertanian, perternakan, dan perikanan terpadu milik pejabat eksekutif Garut seluas sekitar 30 hektare di Desa Cinta Karangtengah, menjadi penyebab banjir bandang.

“Ngakunya sih lahannya semuanya tanah pribadi. Tak ada penambahan luas tanah, namun hanya tanah lama yang digeser-geser,” kata Ganda.

Berkaitan dugaan bencana banjir bandang akibat alih fungsi lahan, Wakil Bupati Garut Helmi Budiman katakan, pihaknya segera melakukan evaluasi.

“Harus dievaluasi. Tetapi secara kasat mata, kita menyimpulkan bahwa harus banyak tegakan lagi. Tadi juga Pak Wagub diskusikan kepada dinasnya, Dinas Kehutanan, untuk bersama sama dengan Kabupaten Garut memerbanyak tindakan tegas,” kata Wabup Helmi 

Dikemukakan, Pemkab Garut akan melakukan pula langkah tanggap darurat bencana selama tujuh hari ke depan guna penanggulangan bencana banjir berdampak pada sekitar 307 unit rumah di Karangtengah, dan Sukawening. 

Di tempat sama, Wagub Uu mengatakan, sebagai tindakan tanggap darurat maka pihaknya terlebih dahulu akan membersihkan material paskabanjir dengan dilakukan pengerukan sungai ataupun solokan kecil agar meminimalisir terjadinya bencana banjir kembali.

“Karena secara kasat mata dari atasnya besar. Dari hulu ada penyempitan di sini. Sehingga air datangnya begitu banyak dan cepat balik lagi karena penyempitan. Ini minta disodet !” katanya.

Pada kesempatan tersebut, Uu memberikan bantuan berupa dana bantuan beserta sembako bagi para korban terdampak bencana, disalurkan melalui pemerintah daerah.

*****

Abisyamil/Ilustrasi Fotografer : Abah John.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here