Berbagi Sembako Yadul ‘Ulya Wujud Empati Dampak Pandemi

Berbagi Sembako Yadul ‘Ulya Wujud Empati Dampak Pandemi

525
0
SHARE
Program Berbagi Sembako Bersama Masjid Yadul 'Ulya Garut di Pesantren Nurul Fatah Kersamenak Tarogong Kidul.
Ketua Yayasan Nurul Fatah Cibunar, Ust. Hadi Ahmad Hidayat, dan Kepala Tsanawiyah Ustdah. Dina Mardiana.

“Investasi Melorot, Jalan Tetimbun Longsor”

Garutnews ( Jum’at, 04/12 – 2020 ).

Penyelenggaraan Program Berbagi Sembako Bersama Masjid Yadul ‘Ulya Garut, saban Jum’at setiap pekannya sejak Maret 2020. Sebagai wujud nyata empati dan kepedulian sosial terhadap dampak predator pandemi corona.

Lantaran  dampak sosial ekonomi juga psikologis dari penyebaran penularan infeksi coronavirus disease 2019 tersebut, tak pandang bulu juga dialami beragam kalangan termasuk lembaga pendidikan keagamaan maupun pesantren.

Di Tengah Lingkungan Masyarakat.

Sedangkan Program Berbagi Sembako Bersama Masjid Yadul ‘Ulya Garut pada Jum’at berkah (04/12-2020) ini, berlangsung di Pesantren Nurul Fatah Cibunar Tarogong Kidul dengan sedikitnya 200 santri. Berkemasan jalinan silaturahim sebagai perekat persaudaraan.

“Saling menguatkan motivasi dan optimisme positif menjalani proses peradaban berkemajuan pada kondisi yang masih terkunci pandemi,” imbuh Pimpinan Yayasan Tahfidz Garut, M. Angga Tirta.

“Investasi Melorot”

Dampak corona, dan belum terdigitalisasinya tata ruang wilayah merupakan pula kendala terjadinya penurunan investasi di Kabupaten Garut selama rentang waktu 2020.

Berbagi Sembako.

Realisasi investasi di kabupaten setempat pun hingga akhir November 2020 hanya mencapai sekitar Rp872 triliun. Ada penurunan investasi 36,4 persen dibandingkan investasi 2019 mencapai realisasi Rp1,3 triliun.

“Tahun ini, jelas menurun lantaran Covid-19,” ungkap Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (DPMPT) kabupaten itu Eko Yulianto, Jum’at.

Dikatakan, tata ruang di kabupatennya masih berbentuk konsep dan belum terdigitalisasi juga menjadi kendala bagi kegiatan investasi di Garut. Sehingga untuk bisa menanamkan modalnya, calon investor mesti selalu datang ke kantor (DPMPT).

Pengurus Masjid Yadul ‘Ulya Presentasikan Program Unggulan.

Beda dengan Bali. Calon investor cukup membuka tata ruang Bali yang digital tanpa perlu datang ke kantor.

Dia menyebutkan, digitalisasi tata ruang bisa memudahkan calon investor melakukan penanaman modalnya di Kabupaten Garut.

“Sekarang ini, Bupati memerintahkan dinas teknis segera melengkapi RDTR (Rencana Detail Tata Ruang)-nya,” katanya.

Dia berharap jika ada RDTR maka dapat memudahkan calon investor menanamkan modalnya.

“(Tinggal) klik tempat diinginkan, dilihat secara online, kemudian memenuhi persyaratan dibutuhkan. Dan untuk tindak lanjutnya, baru datang ke kantor,” katanya pula.

Dampak corona juga diperparah kondisi lintasan jalan provinsi menghubungkan Rancabuaya Caringin Garut dengan Pangalengan Bandung sebelumnya terputus akibat tertimbun longsor di betulan Kampung Sawah Jeruk Sukamulya Talegong, Kamis (4/12-2020) lalu, kini mulai bisa dilalui kendaraan.

Namun meski mengerahkan alat berat, petugas sempat kesulitan membersihkan material longsoran menutupi badan jalan sebab terhambat derasnya hujan mengguyur seputar lokasi bencana.

Kemudian, seiring meredanya hujan, petugas akhirnya berhasil membersihkan material longsoran dari badan jalan. Sehingga pada Jumat sekitar pukul 16.35 WIB, ruas jalan tersebut dapat kembali dilalui kendaraan.

Berdasarkan data dari Camat Talegong atas hasil asesmen sementara dilakukan petugas BPBD Garut, longsor di wilayah ini, tak hanya di Desa Sukamulya melainkan pada sejumlah kampung Desa Sukalaksana mengakibatkan 20 rumah warga tertimbun, serta 313 rumah lainnya berkondisi terancam.

Dari 20 rumah warga tertimbun longsor itu, 18 rumah di Kampung SawahJeruk, dan dua rumah di Kampung Bojonghaur.

Longsor di Desa Sukamulya terjadi, Kamis (03/12/2020) sekitar pukul 02.30 WIB, tepatnya menimpa Kampung Bojonghaur, dan Kampung Sawah Jeruk. Selain menimbun sebanyak 10 rumah penduduk.

Longsor berketinggian sekitar 400 meter dan panjang 500 meter itu pun menimbun badan jalan provinsi menghubungkan Rancabuaya-Pangalengan hingga terputus total.

Sedangkan rumah dalam kondisi terancam di Desa Sukamulya mencapai 307 rumah, tersebar di Kampung Sawah Jeruk RT 05.02 (56 rumah), RT 03 RW 02 (43 rumah), dan RT 04 RW 02 (54 rumah); serta di Kampung Bojong Haur RT 02/01 (34 rumah), RT 01 RW 01 (60 rumah), dan RT 05 RW 01 (60 rumah).

Ada 327 kepala keluarga terdampak bencana longsor di Desa Sukamulya. 59 kk setara 180 jiwa di antaranya mengungsi. Mereka terdiri 51 kk (158 jiwa) warga Kampung Sawah Jeruk, dan 8 kk (22 jiwa) warga Kampung Bojonghaur.

Sebelumnya, Selasa (01/12/2020), longsor juga terjadi di Desa Sukalaksana, menimpa Kampung Patok Besi, Kampung Pasir Angin RT 01/01, Kampung Pasir Eurih RT 02/08, Kampung Loji RT 08/02, dan Kampung Pilar RT 07/02.

Secara keseluruhan, di Desa Sukalaksana, terdapat enam kk setara 11 jiwa rumahnya berkondisi terancam.

Bencana longsor di Desa Sukamulya dan Desa Sukamulya akibat dipicu hujan mengguyur wilayah selatan Garut berintensitas tinggi.

Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Pencegahan BPBD Kabupaten Garut TB Agus Sopyan katakan, nilai kerugian material akibat bencana longsor di Desa Sukamulya dan Desa Sukalaksana Talegong belum diketahui karena masih penghitungan.

“Kita juga masih fokus bagaimana mengungsikan warga ke tempat aman, dan melakukan assesmen penanganan bencana ini,” kata dia.

Keseluruhan kasus Covid-19 menerjang 19.682 warga Kabupaten Garut hingga, Jum’at (04/12-2020) Pukul 22:07:06 WIB, terdiri  Konfirmasi 2.080 Orang, Probable 1 Kaus,
Suspect 3.770, dan Kontak Erat 13.831 Orang. (Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 kabupaten setempat).

*******

Abisyamil,JDH/Foto : Abah John.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY