Fotografer : John Doddy Hidayat
Garut News ( Selasa, 13/12 – 2016 ).
Jajaran Seksi Konservasi Wilayah (SKW) V Garut pada Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat menyerukan, meski musim liburan panjang pelajar, hingga pergantian tahun 2016 – 2017 bisa menjadi peluang mendulang pendapatan meningkatnya kunjungan wisatawan di obyek-obyek wisata terutama di bawah pemangkuan BBKSDA di kabupaten setempat, dan sebagian Kabupaten Bandung.
Namun pihak SKW V juga berharap agar para wisatawan tak memaksakan diri mengunjungi area obyek wisata dinilai berpotensi rawan terjadi bencana. Semisal rawan longsor.
Lantaran Badan Meteorologi Geofisika dan Klimatologi (BMKG) memerkirakan selama Desember ini puncak cuaca ekstrim berpotensi hujan deras, angin kencang, banjir, dan longsor bisa mengancam setiap saat.
“Kita meminta BMKG mengenai rekomendasi atas kondisi cuaca dan kerawanan mungkin terjadi selama musim liburan panjang akhir tahun. Jangan sampai terjadi hal ntak diinginkan,” imbuh Kepala SKW V Toni Ramdhani, Selasa (13/12-2016).
Dikatakan, pihaknya menggelar rapat dengan jajaran Kepala Resort di Garut membahas langkah antisipasi menghadapi kemungkinan terjadinya lonjakan pengunjung selama liburan panjang anak sekolah, hingga pergantian tahun 2016 – 2017 tersebut.
Terutama pentingnya mengingatkan pengunjung agar tak memaksakan diri mendekati titik-titik dinilai rawan terjadi bencana pada kawasan obyek wisata dikunjunginya, melainkan mesti mematuhi petunjuk dan saran disampaikan petugas pada masing-masing obyek wisata.
“Pengunjung TWA Kawah Papandayan sebaiknya tak terlalu mendekati areal kawah, atau areal terlarang lain. Demikian pula pengunjung TWA Gunungapi Guntur, sangat tak disarankan memaksakan melakukan pendakian ke puncak hingga areal kawahnya. Apalagi berkemah di sana. Sebab berkemah itu disediakan di daerah Citiis,” katanya.
Dikatakan, dari empat kawasan obyek wisata atau Taman Wisata Alam (TWA) di bawah pemangkuan SKW V, TWA Gunungapi Guntur di Kecamatan Tarogong Kaler relatif mendapatkan perhatian khusus dibandingkan tiga TWA lainnya.
Sebab hingga kini masih banyak pengunjung naik ke TWA bukan melalui jalur resmi di Citiis melainkan menggunakan jalur-jalur “tikus” seperti terdapat di wilayah Desa Tanjungkarya Samarang. Sehingga petugas kesulitan melakukan pendataan, dan pengawasan.
Sedangkan tiga TWA lainnya relatif tak mengkhawatirkan. TWA Kawah Papandayan di Cisurupan ada yang mengelola dari pihak investor. Sehingga segala sesuatunya tanggung jawab mereka. TWA Kamojang di Ibun Bandung maupun TWA Kawah Talaga Bodas di Pangatikan juga pengelolaannya berjalan relatif baik.
Namun, ungkapnya, selain berkoordinasi dengan pihak lain terkait, pihaknya pun melakukan penambahan petugas di setiap obyek wisata ini menghadapi kemungkinan terjadinya lonjakan jumlah pengunjung selama musim liburan panjang tahun ini.
“Hanya masih menjadi kendala ke obyek wisata khususnya ke TWA Talaga Bodas, dan TWA Gunungapi Guntur, yaitu infrastruktur jalan akses masuk kurang mendukung. Kondisinya sempit, dan tak ada kantung-kantung parkir khusus menampung terutama kendaraan besar pengangkut wisatawan saat puncak kunjungan,” katanya pula.
*********
(nz, jdh).