Garut News, ( Senin, 11/11 ).
Seorang ibu, sambil menggelar komoditi beragam aksesories berbahan baku kerang, juga biota laut di Pulau Santolo, Garut, Jabar, sambil mengasuh anak kandungnya.
Sekaligus menunggu calon pembeli.
Perahu ini, selain wahana mencari ikan, juga kerap dimanfaatkan sarana jasa penyeberangan menuju pulau Santolo.
Lantaran mencari ikan dengan perangkat sederhana ini, sering tak membuahkan hasil maksimal.
Sehingga biaya operasionalnya, acap tak sebanding dengan produk dihasilkan nelayan tradisional.
“Tempat Pelelangan Ikan” (TPI) di Cilauteureun Pameungpeuk, Garut ini, juga masih berkondisi sederhana.
Hingga kini, masih belum terdapat sarana berupa “Cold Storage”, atawa lemari pendingin berkapasitas memadai.
Sehingga nelayan setempat, maupun pengumpul hasil tangkapan ikan, hanya bisa mengelola komoditinya, juga dengan cara sederhana.
Kemudian, inilah fenomena di perkotaan.
Kaula muda usia produktif ini.
Setiap hari nyaris tak berdaya, bukannya bersemangat mencari nafkah, melainkan lebih banyak menghabiskan waktunya tidur pada sembarang tempat.
Termasuk pada tempat duduk terminal non bis di Garut.
Sejauh ini, kondisi anak jalanan tersebut, nyaris pula tak terjaring upaya pembinaan Dinsosnakertrans kabupaten setempat.
Seorang perempuan tua-renta, masih memiliki semangat membara mencari nafkah.
Menjajakan dagangan dari pasar induk, kemudian menelusuri perkampungan penduduk.
Berlangsung sejak puluhan tahun lalu, saat berusia muda belia.
***** Foto/Esay : John.