Esay/Fotografer : John Doddy Hidayat
Garut News ( Sabtu, 24/06 – 2017 ).
Tono Hartono, pria kini berusia 33 tahun. Meski selama ini berdedikasi mengabdikan diri selama sekitar 15 tahun menjadi pegawai di lingkungan Pemkab Garut.
Namun bernasib nyaris lebih parah ketimbang yang terdapat dalam syair lagu “Oemar Bakri”, lantaran ayah dua anak tersebut. Hingga kini masih berstatus tenaga honorer dengan perolehan pendapatan setiap bulannya Rp300 ribu.
Sedangkan pengalaman jam terbang pengabdiannya, diawali menjadi tenaga pendidik pada salah-satu “Sekolah Dasar Negeri” (SDN) cukup ternama di Kota Garut.
Bahkan sejak sekitar tujuh tahun terakhir, hingga kini mengabdikan diri pada “Badan Penanggulangan Bencana Daerah” (BPBD) kabupaten setempat, namun masih tak serta merta menjadikan nasibnya “kinclong”.
Malahan sama sekali tak masuk pada kategori apa pun dalam mekanisme harapan bisa diproses menjadi “calon pegawai negeri sipil” (CPNS), yang kini dikenal dengan sebutan harapan bisa diangkat menjadi “Aparat Sipil Negara” (ASN).
Padahal prestasi kerjanya tak diragukan lagi, termasuk di antaranya pernah meraih predikat terbaik nasional pada ajang gelar relawan penanggulangan bencana tingkat nasional mewakili kabupatennya.
Profil inspiratif ini, diharapkan bisa menggugah para pengambil kebijakan bisa segera memedulikan nasib Tono Hartono mewujudkan asa menjadi ASN, sesuai dengan jenjang pendidikan formalnya lulusan SMK jurusan Teknik Jaringan Listrik.
********