Terjangan Puncak Cimanuk Berketinggian Delapan Meter Tewaskan 34 Penduduk

Terjangan Puncak Cimanuk Berketinggian Delapan Meter Tewaskan 34 Penduduk

1220
0
SHARE
Terdampak Amuk Sungai Cimanuk Dengan Terjangan Puncak Airnya Capai Delapan Meter.

Puluhan Penduduk Dilaporkan Hilang Masih Dilakukan Pencarian”

Esay/Fotografer : John Doddy Hidayat

Garut News ( Senin, 26/09 – 2016 ).

Terdampak Amuk Sungai Cimanuk Dengan Terjangan Puncak Airnya Capai Delapan Meter.
Korban Terdampak Amuk Sungai Cimanuk Dengan Terjangan Puncak Airnya Capai Delapan Meter.

Amuk Sungai Cimanuk di Kabupaten Garut, Jawa Barat, sempat selama sekitar empat jam terjangan puncak ketinggian permukaan airnya mencapai delapan meter, berkecepatan sekitar 50 kilometer per jam.

Padahal pada kondisi normal berketinggian air berkisar 50 cm hingga 60 cm, bahkan lebih rendah atawa 40 cm berdebit air 6 m3/detik maupun 6.000 liter/detik.

“Terjangan puncak amuk sungai tersebut, berlangsung sejak pukul 23.20 hingga menjelang pukul pukul 24.00 (Selasa, 20 September 2016), kemudian menurun pada ketinggian sekitar 4,5 meter pada pukul 04.15 (Rabu, 21 September 2016),” ungkap Ayi Solihin (52), Mandor Pos Duga Air Otomatik Leuwidaun Sungai Cimanuk di Desa Paminggir Kecamatan Garut Kota.

Kepada Garut News, Senin (26/09-2016) dia mengemukakan, sebelumnya pada Selasa, 20/09-2016 pukul 19.00 ketinggian permukaan Sungai Cimanuk dibawah empat meter, dua jam kemudian maupun pukul 21.00 ketinggiannya menjadi diatas empat meter.

Ayi Solihin Tunjukan Terjangan Muka Air Sempat Sangat Jauh Lampaui Limit Mistar Ukur.
Ayi Solihin Tunjukan Terjangan Muka Air Sempat Sangat Jauh Lampaui Limit Mistar Ukur.

Disusul pada pukul 22.00 terus meningkat menjadi 4,3 meter hingga 4,5 meter, serta meningkat lagi pada pukul 23.20 menjadi berketinggian 7,7 meter hingga setinggi delapan meter menjelang tengah malam.

Masih menurut Ayi Solihin, meski selama ini pada kondisi normal berketinggian berkisar 50 cm hingga 60 cm, tetapi setelah dibangun Bendung Copong, ketinggian normalnya menjadi berkisar 80 cm hingga 90 cm, maupun terjadi peningkatan setinggi 30 cm.

Dikatakan, pemeriksaan muka air secara manual itu, setiap hari tiga kali dilaksanakan Ayi Solihin. Masing-masing pada pukul 07.00, pukul 12.00, serta pukul 17.00 serta rekapitulasinya dilaporkannya setiap bulan.

Ayi Solihin Tunjukan Mistar Ukur Bawah.
Ayi Solihin Tunjukan Mistar Ukur Bawah.

Kendati seluruh hasil rekaman elektronik pada Pos Duga Air Otomatik Leuwidaun Sungai Cimanuk di Desa Paminggir Kecamatan Garut Kota tersebut, langsung termonitor di Balai Pendayagunaan Sumber Daya Air di Cirebon.

Namun saat berketinggian puncak delapan meter, langsung melaporkan melalui telepon ke pejabat Balai Pendayagunaan Sumber Daya Air di Cirebon, pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat. Ternyata di sanapun sudah mengetahuinya.

Ayi Solihin pun langsung mengumumkan terjadinya peningkatan ketinggian muka air melalui pengeras suara di masjid.

Tunjukan Garis Tembok Pos Duga Air Otomatik Leuwidaun, yang Sempat Digenangi Terjangan Muka Air Setinggi Delapan Meter.
Tunjukan Garis Tembok Pos Duga Air Otomatik Leuwidaun, yang Sempat Digenangi Terjangan Muka Air Setinggi Delapan Meter.

Sedangkan sepanjang puncak kemarau panjang pada Agustus 2015, ketinggian muka air Sungai Cimanuk hanya lima centimeter dengan debit sekitar 2,4 m3 atawa sekitar 750 liter/detik, ungkap Kepala Bidang Konservasi Pengembangan Sumber Daya Air pada Dinas “Sumber Daya Air dan Pertambangan” (SDAP) kabupaten setempat, M. Iwan S. Wiradisastra.

Penurunan debit air mencapai 5.250 liter/detik ini, antara lain berakibat tak berfungsi atau keringnya tiga sungai pemasok “Daerah Irigasi” (DI) teknis, terdiri Cipacing, Cipeujeuh, serta Cimaragas, dengan cakupan areal persawahan sekurangnya seluas 700 hektare.

 

“34 Meninggal Dunia, 19 Korban Hilang”

Piranti Elektronik Pengukur Duga Muka Air, Otomatis Bisa Terpantau di Cirebon.
Piranti Elektronik Pengukur Duga Muka Air, Otomatis Bisa Terpantau di Cirebon.

Korban meninggal banjir Cimanuk terus bertambah. Hingga Ahad (25/09-2016) sore, jumlah korban meninggal mencapai 34 penduduk.

Terdiri sembilan laki-laki, dan 25 perempuan. Sebanyak 33 jenazah dievakuasi ke RS TNI AD Guntur Jalan Bharathayuda Kecamatan Garut Kota.

Ada korban lainnya tak sempat dievakuasi ke RS TNI AD Guntur melainkan ke RSU dr Slamet Garut. Seorang di antaranya pria dewasa warga Kikisik diketahui bernama Yayat. Yang lainnya perempuan warga sekitar Asrama Lapang Paris.

Temuan terakhir korban meninggal dunia sepanjang Sabtu (24/9) berjumlah ada tiga orang. Dua ditemukan di kawasan Asrama Lapang Paris Kelurahan Sukakarya Tarogong Kidul. Satu orang lainnya di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang yang berjarak sekitar 50 kilometer dari kota Garut.

Piranti Elektronik Pengukur Ketiunggian Muka Air.
Piranti Elektronik Pengukur Ketinggian Muka Air.
Ibu Pemilik Rumah Ini Masih Traumatis Renungi Dampak Amuk Cimanuk.
Ibu Pemilik Rumah Ini Masih Traumatis Renungi Dampak Amuk Cimanuk.

Dua jenazah ditemukan di kawasan Lapangan Paris berada dalam timbunan material bangunan bercampur sampah dan lumpur, bejarak sekitar seratus meter dari rumahnya yang hancur. Pencarian korban dilakukan mengerahkan alat berat dibantu anjing pelacak.

Pada sekitar waduk Jatigede sendiri sebelumnya ditemukan dua korban meninggal dunia berjenis kelamin perempuan, masing-masing berusia sekitar 45 tahun, dan 25 tahun. Keduanya hingga kini belum teridentifikasi karena kondisinya sudah sulit dikenali saat ditemukan.

 

********

 

( jdh, nz ).

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY