Sopir Nombok Setoran Lantaran Garut Dikepung Kemacetan

Sopir Nombok Setoran Lantaran Garut Dikepung Kemacetan

643
0
SHARE

Garut News ( Ahad, 03/08 – 2014 ).

Garut Dikepung Kemacetan, Sopir Terpaksa Nombok Setoran. (Foto : John Doddy Hidayat).
Garut Dikepung Kemacetan, Sopir Terpaksa Nombok Setoran. (Foto : John Doddy Hidayat).

Anjloknya populasi pemudik pengguna jasa armada angkutan penumpang umum bus di Terminal Guntur Garut, Jabar.

Selama masa mudik/balik Idul Fitri 1435 H/2014, ternyata berimbas pada penurunan jumlah penumpang pengguna jasa armada angkutan penumpang umum non bus, atawa angkutan terusan.
“Kita inspeksi, memang para sopir angkutan terusan mengeluh sepi penumpang Lebaran tahun ini. Sebab ternyata pemudik turun di terminal ini ditunggu kendaraan jemputan keluarga meneruskan perjalanan ke tujuannya. Tetapi belum mengetahui persis persentase penurunan,” kata Kadishub kabupaten setempat Wahyudijaya, Ahad (03/08-2014).

Akibat menurun populasi penumpang, ungkap Wahyudijaya, diperkirakan banyak angkutan penumpang umum mengalami kerugian.

Padahal biaya operasional dibutuhkan cukup tinggi.

Dikemukakan, secara umum jumlah pemudik pengguna jasa angkutan penumpang umum ke Garut pada Idul Fitri tahun ini melorot drastis dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Pantauan lapangan menunjukkan, kerugian mendera para awak angkutan, terutama angkutan kota, juga diperparah padatnya kemacetan panjang kendaraan pada pelbagai jalur lintasan selama berlangsung arus mudik/balik Lebaran.

Menaikkan tarif angkutan penumpang pun tak banyak membantu, bahkan tak mampu menutupi tingginya biaya operasional.

Seperti diakui Ana S, pengemudi angkutan kota jurusan Terminal Guntur Garut-Cilawu.

“Setiap hari macet parah. Sehingga jumlah rit kendaraan banyak menurun daripada hari-hari normal. Biasanya, kita bisa bawa mobil enam rit setiap hari, tetapi sekarang paling hanya tiga rit. Bayangkan, dari Cilawu ke Termina saja kini menghabiskan waktu nyaris tiga jam. Parah sekali, kan?,” keluhnya.

Karena itu, kata Ana, dirinya dan para sopir angkot lain kebingungan mengatasi kondisi tersebut.

Jangankan membawa keuntungan lebih untuk keluarga, bahkan menutupi biaya operasional pun, termasuk setoran, sangat sulit, bahkan kerap “nombok”.

“Ongkos penumpang memang dinaikkan, namun kenaikannya kecil, hanya Rp1.000 per penumpang. Dan, ini tak mampu menutupi sekadar hanya operasional,” katanya.

Lantaran juga antara lain banyak kendaraan melintas di Kabupaten Garut, serta antrean panjang kendaraan terjebak kemacetan pada masa mudik/balik Lebaran tahun ini.

******

Noel, Jdh.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY