Singgung Bagi-Bagi Sembako dan Pilkada Bersih, Arifin Ilham Sampaikan Pesan untuk Presiden

Singgung Bagi-Bagi Sembako dan Pilkada Bersih, Arifin Ilham Sampaikan Pesan untuk Presiden

996
0
SHARE
Ustaz Arifin Ilham dan Presiden Jokowi. (dokpri ).

Rep: Irwan Kelana/ Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA

Ustaz Arifin Ilham dan Presiden Jokowi. (dokpri ).
Ustaz Arifin Ilham dan Presiden Jokowi. (dokpri ).

— Sejumlah ulama diundang Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Senin (17/4). Dalam kesempatan itu, Presiden meminta dan berkeinginan sejumlah tokoh alim ulama dan perwakilan dari organisasi masyarakat (ormas) Islam agar ikut serta menjaga keamanan Pilkada DKI Jakarta.

Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi didampingi oleh Menko Polhukam Wiranto, Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin, Prof Jimmly Ashshiddiqie (mantan ketua Mahkamah Konstitusi), dan Teten Masduki (kepala Staf Presiden).

Sedangkan rombongan ulama berjumlah sekitar 25 orang, antara lain Ketua MUI/ Ketua NU KH Ma’ruf Amin, Ustaz Arifin Ilham, Ustaz Yusuf Mansur, perwakilan Pemuda Muhammadiyah, perwakilan Pemuda NU, dan lain-lain.

Presiden Jokowi menyambut para ulama itu dengan hangat. “Presiden memeluk kami satu per satu,” kata Arifin.

“Subhanallah walhamdulilah… di antara yang Arifin langsung sampaikan ke Ayahanda Jokowi dalam pertemuan sore ini yang juga dihadiri para alim ulama yang diundang di istana ada beberapa hal. Dan Ayahanda Jokowi mendengarkan sungguh-sungguh dan serius permintaan para ulama,” kata Pimpinan Majelis Zikir Az-Zikra itu.

Beberapa hal yang disampaikan itu adalah:

1. Rasa ketidakadilan pemerintah dalam hukum dan pilkada, mayoritas dipaksa tunduk pada minoritas, penegakan hukum yang tidak serius terhadap penista agama, terdakwa tetap jadi gubernur, bagi sembako tim kotak yang dikawal aparat dan sebagainya.

2. Mohon segera dibebaskan Ustaz Khaththath, Babe Sadli, dan para mahasiswa yang ditahan. Dan arifin siap sabagai penjaminnya.

3. Pemerintah wajib menjunjung tinggi semangat pilkada damai, bersih, adil, dan netral.

4. Pejuang keadilan untuk penista agama dianggap anti-Pancasila dan antikebinekaan, sementara penista dianggap lebih Pancasilais. Ini sangat jauh dari fakta hukum, keadilan, dan hati nurani.

5. Mengingatkan dengan santun untuk ayahanda Jokowi bahwa bapak adalah Presiden NKRI, bapak negara, bapak rakyat, bapak semua partai, suku, bangsa, dan agama. Wajib bersikap tegas, jelas, adil, dan penuh kasih sayang untuk kemaslahatan negara tercinta ini.

“Alhamdulillah beliau menanggapi dengan serius. Semoga Allah berkahi NKRI kita tercinta, amin,” kataArifin.

*******

Republika.co.id

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY