“Sarat Diwarnai Protokoler dan Serimonial Menjemukkan, Nyaris Menyerupai Helatan Pernikahan atawa Khitanan Massal.”
Garut News ( Kamis, 13/04 – 2014 ).

Koordinasi, dan sinergitas proses perencanaan pembangunan di Kabupaten Garut, Jawa Barat, selama ini dinilai lemah.
Padahal penyusunan “Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah” (RPJMD) itu, kudu memiliki “rokh” atawa nyawa, tak hanya sekedar kata-kata atawa ungkapan tertulis di atas kertas.
Demikian tandas dikemukakan Komite Perencana Provinsi Jawa Barat, Ir Soedrajat Tisnasasmita, M.Si., M.Sp ketika didesak pertanyaan Garut News, Kamis (13/04-2014), di Gedung Pendopo Kabupaten Garut.

Dikatakan Soedrajat, konsep penyusunan perencanaan juga hendaknya melalui proses “kompromi”, bernilai “inovatif”.
Serta memadukan konrtribusi pemikiran, atawa usulan dari bawah dengan usulan, dan pemikiran dari atas.
Selain itu, dikemasnya rancangan peraturan daerah berbasiskan pemikiran dan kebijakan.
Tisnasasmita, juga anggota Ketahanan Pangan Pusat/Provinsi Jabar ini, ditemui Garut News terkait penyelenggaraan Musrenbang – RPJMD 2014-2019, bertemakan “Terwujudnya Kabupaten Garut yang Bermartabat, Nyaman dan Sejahtera.”
“Sarat Protokoler dan Serimonial”

Helatan tersebut sarat diwarnai protokoler, dan serimonial menjemukkan, meski pada undangan beredar dimulai sekitar pukul 08.00.
Tetapi kenyataannya hingga pukul 10.00 lebih agenda inti masih belum dimulai.
Beragam hiburan seni budaya ditampilkan, bahkan terdapat prosesi menghantar kedatangan bupati dan wakilnya di dalam gedung pendopo kabupaten.

Akibatnya, banyak di antara para undangan menjadi gerah, waktu mereka juga banyak tersita pada dimensi tak begitu perlu, atawa di luar substansinya.
Sehingga “Musrenbang – RPJMD 2014-2019” di gedung pendopo itu, nyaris menyerupai helatan pernikahan atawa khitanan massal.
Demikian antara lain dikemukakan beberapa undangan, tapi enggan disebut namanya.
*****
John.