Serapan APBD Kedodoran Hambat Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat

Serapan APBD Kedodoran Hambat Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat

660
0
SHARE

Garut News ( Kamis, 15/10 – 2015 ).

Haryono. (Foto : John Doddy Hidayat).
Haryono. (Foto : John Doddy Hidayat).

Peneliti pada “Masyarakat Peduli Anggaran Garut” (MAPAG) Haryono sangat sesalkan masih rendahnya capaian penyerapan APBD Garut. Terutama anggaran Belanja Langsung.

Lantaran bisa berimbas pada kelambanan sasaran-sasaran program pembangunan kudu dicapai 2015 ini. Bahkan tandas dia, juga dapat menghambat pertumbuhan, serta perkembangan aktivitas perekonomian masyarakat.

“Belanja Modal itu kan belanja publik, sebagai pendukung terciptanya lapangan kerja, peningkatan ekonomi masyarakat, dan mengurangi kemiskinan penduduk,” ungkap Haryono, Kamis (15/10-2015).

Dikemukakan, belanja modal tersebut antara lain untuk pengadaan tanah, pembangunan gedung, infrastruktur jalan, dan irigasi. Menurutnya, lambatnya realisasi APBD bakal berimbas pada lambatnya pertumbuhan ekonomi.

“Kalau itu realisasinya rendah, bagaimana bisa mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat?” bebernya, mengingatkan.

Dalam pada itu, hingga triwulan ketiga atawa 30 September 2015, capaian kinerja penyerapan APBD Kabupaten Garut Tahun Anggaran 2015 terdiri belanja langsung dan tak langsung, ternyata masih “Belepotan” atawa kedodoran.

Sebab dari APBD sebesar Rp3.429.248.107.150 hingga akhir triwulan ketiga ini, hanya terealisasi Rp1.816.495.132.446 sehingga hanya terserap 52,97 persen.

Padahal pada rentang waktu tersebut ditargetkan bisa terserap Rp2.910.539.751.737 atawa 84,87 persen, maka terjadi gap 37,59.

Didesak pertanyaan Garut News di ruang kerjanya, Senin (13/10-2015), Kepala Subag Evaluasi dan Pelaporan pada Bagian Administrasi Pembangunan Setda kabupaten setempat, Dede Kusnadi, SE, M.SE mengemukakan penyebab tak tercapainya realisasi penyerapan anggaran itu, antara lain banyaknya pekerjaan fisik belum dibayar.

Sebab pekerjaannya masih belum selesai, katanya.

Namun sumber lain mengemukakan, masih belum selesainya pekerjaan terindikasi kuat akibat lambannya proses perencanaan pada setiap SKPD, padahal ketika APBD dievaluasi provinsi juga bisa sekaligus diselenggarakan lelang pekerjaan. Menyusul yang dievaluasi ini, tak menyeluruh hingga menyentuh detail mempermasalahkan teknis.

Meski masing-masing laporan dari 11 Badan, dua “Badan Layanan Umum Daerah” (BLUD), 20 “Satuan Kerja Perangkat Daerah” (SKPD), dua Lembaga teknis lainnya, serta 42 Kecamatan. Sama sekali tak menyantumkan penyebab menjadi kendalanya. Dua Lembaga teknis lainnya meliputi Setwan DPRD dan Setda Kabupaten Garut.

Kembali didesak pertanyaan Garut News mengenai masih sangat kecilnya “multiplayer effect” capaian kinerja penyerapan APBD Garut tahun anggaran 2015 hingga triwulan ketiga, bagi pengembangan perekonomian riel masyarakat?

Dede Kusnadi juga detail katakan, pada Januari 2015 capaian kinerja penyerapan anggaran APBD ini hanya Rp83.447.371.642 atawa 2,43 persen dari yang ditargetkan Rp211.428.731.810 atau 6,17 persen, sehingga terjadi gap 60,51.

Disusul pada Februari 2015 capaian penyerapannya hanya Rp185.118.515.092 maupun 5,40 persen dari yang ditargetkan Rp463.529.987.521 atawa 13,52 persen.

Kemudian pada Maret 2015 capaiannya Rp337.275.257.304 atau 9,84 persen dari yang ditargetkan Rp780.570.248.272 maupun 22.76 persen.

Capaian kinerja penyerapan pada April 2015 juga hanya Rp569.311.568.292 atawa 16,60 persen, padahal ditargetkan Rp1.257.980.976.658 maupun 36,68 persen.

Serta kinerja capaian penyerapan pada Mei 2015 hanya bertengger pada Rp714.482.194.271 atawa 20,83 persen.

Sedangkan ditargetkan Rp1.623.798.818.677 maupun 47,35 persen.

Disusul kinerja capaian penyerapan Juni Rp928.355.862.133 atau 27,07 persen dari yang ditargetkan Rp1.965.369.618.076 maupun 57,31 persen.

Capaian hingga Juli Rp1.358.806.722.038 atau 39,62 persen dari yang ditargetkan Rp2.398.657.551.098 maupun 69,95 persen.

Sedangkan capaian hingga Agustus Rp1.592.380.350.626 atau 46,44 persen dari yang ditargetkan Rp2.678.938.278.514 maupun 78,12 persen.

Sedangkan belanja langsung, terdiri gaji dan tunjangan, juga belanja Bansos serta hibah uang tunai seluruhnya terealisasi, ungkap Dede Kusnadi.

*********

Noel, Jdh.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY