Fotografer : John Doddy Hidayat
Garut News ( Rabu, 31/05 – 2017 ).
Ragam aktivitas pada Taman Satwa Cikembulan Kadungora Garut, Jawa Barat, seperti Ramadlan tahun-tahun sebelumnya, selama Syaum 1438 H/2017 juga “direhatkan” maupun tertutup untuk para pengunjung umum.
Selama sebulan penuh, satwa di lingkungan Taman Satwa dibiarkan “Rest” menikmati suasana sunyi- sepi dari interaksi dengan para pengunjung. Mereka mendapatkan berkesempatan mendapatkan perawatan penuh dari seluruh pengelola lembaga konservasi tersebut, selama masa jeda aktivitas kepariwisataan itu.
“Kita juga melakukan perbaikan sejumlah fasilitas sebagai persiapan menghadapi lonjakan pengunjung pada liburan panjang Lebaran Idul Fitri. Ada pula sedikit pembangunan untuk arena bermain anak,” ungkap Asisten Manajer Taman Satwa Cikembulan Willy Ariesta, Rabu (31/05-2017).
Dikemukakan, tak adanya aktivitas pengunjung menjadikan pihak pengelola menyiasati pemenuhan kebutuhan biaya operasional dan pakan yang harganya meninggi selama Ramadlan dengan mengoptimalkan sebagian pendapatan diperoleh sewaktu ramai kunjungan libur sekolah, dan beberapa hari sebelum memasuki Ramadlan.
Lantaran, biaya operasional dan pemenuhan kebutuhan pakan satwa di Taman Satwa Cikembulan seluruhnya diperoleh berdasar hasil pengelolaan tiket masuk dari para pengunjung.
Termasuk biaya pembelian pakan, obat-obatan, serta pembayaran para karyawan, dan dokter hewan. Sedangkan pemberian pakan pada satwa tak bisa kurang dari biasanya.
Total populasi koleksi Taman Satwa Cikembulan saat ini mencapai sekitar 465 dari 108 spesies. Terdiri 58 spesies satwa dilindungi dengan 219 individu, serta 50 spesies satwa tak dilindungi dengan 246 individu.
Jenis satwa menyedot perhatian banyak pengunjung terutama orang utan (Pongo Pygmeus Moreo) asal Kalimantan di kandang terbuka. Singa Afrika (Panthera Leo), Harimau Sumatra (Panthera Tigris Sumatrae), macan tutul (Panthera Pardus), serta aneka burung, dan ular.
Taman Satwa Cikembulan dikenal berhasil mengembangkan satwa berpasangan. Seperti singa afrika, macan tutul, orangutan, landak, kakaktua, rusa, dan bayan.
Belakangan ditambah dengan seekor satwa surili betina titipan dari BBKSDA Jawa Barat diupayakan dipasangkan dengan seekor surili jantan yang sudah ada di Taman Satwa.
Tempat atau kandang satwa-satwa dibangun mendekati habitat aslinya dilengkapi pelbagai tanaman peneduh, sesuai konsep konservasi diusungnya. Pada beberapa titik dibangun sarana keluarga bercengkerama, semisal gazeebo, tempat mancing ikan, wahana bermain anak-anak, dan kuda tunggang. Tersedia juga therapi ikan, juga Mushola.
Sejumlah fasilitas kebutuhan pengunjung seperti kafetaria, restaurant, WC, dan penginapan/homestay juga dibangun di kawasan dengan luas lahan sekitar lima hektare ini.
**********
(NZ).