Esay/Fotografer : John Doddy Hidayat
Garut News ( Ahad, 16/07 – 2017 ).
Sedikitnya 15.692 pengunjung mendatangi Taman Satwa Cikembulan Kadungora Garut, Jawa Barat, selain mereka berdatangan dari pelbagai daerah di provinsi ini, juga banyak di antaranya dari luar Pulau Jawa. Bahkan terdapat pula wisatawan mancanegara.
Wahana wisata pendidikan tersebut, kian diserbu belasan ribu pengunjung mulai dewasa, anak-anak hingga balita sejak Hari H Lebaran hingga berakhirnya liburan sekolah, Ahad (16/07-2017) ini.
“Sedangkan total yang berdatangan sepanjang hari ini, Ahad (16/07-2017), terdapat 1.243 pengunjung,” ungkap Asisten Manajer Lembaga Konservasi itu, Willy Ariesta.
Para pengunjung, selain disuguhi atraksi tambahan, suasana kunjungan wisata tersebut semakin meriah sejak “dilepaskandangkan’-nya dua ekor ular sanca kembang atau sanca batik (Python Reticulatus) albino berukuran besar di tengah areal taman bermain. Para pengunjung pun bisa langsung berinteraksi dengan satwa melata yang sudah jinak itu.
Para pengunjung terdiri laki-laki maupun perempuan, sangat antusias memegang ular sanca albino jantan masing-masing berusia sekitar empat tahun itu, mereka berfoto selfie dengan ceria. Meski beberapa di antaranya semula tampak ragu, dan takut mendekatinya.
Keberanian mereka kemudian muncul setelah penjaga satwa ini meyakinkan mereka akan keamanannya.
“Ini aman. Selain kita beri makan masing-masing dua ekor kelinci terlebih dahulu, sanca ini juga memang sehari-harinya lebih banyak diam. Tak beringas. Petugas kita juga terus mengawasinya,” imbuh Willy Ariesta, Ahad.
Dikemukakan, pelepasan kedua sanca albino di luar kendang tersebut selain agar ada interaksi dengan pengunjung langsung, juga diharapkan bisa menghilangkan trauma pengunjung terhadap sejumlah hewan melata khususnya ular. Sehingga para pengunjung nantinya dapat lebih mengenali lagi dunia satwa melata yang dikenal kuat dengan lilitannya itu.
Selain keberadaan dua ekor sanca albino di luar kandang, pengunjung juga antusias menyaksikan pemberian pakan hidup terhadap satwa pemburu yang menjadi koleksi Taman Satwa. Yakni singa afrika (Panthera Leo), harimau sumatera (Panthera Tigris Sumatrae), dan buaya muara (Crocodylus Porosus). Atraksi tersebut berlangsung sekitar pukul 12.00 hingga 13.00 WIB. Jenis pakan hidup diberikan antara lain kelinci, bebek, puyuh, marmot, dan ikan.
“Dengan cara ini, pengunjung kan jadi tahu bagaimana misalnya singa berburu mangsanya. Kita berikan bebek hidup. Bagaimana singa berkejar-kejaran dengan bebek yang melarikan diri ke kolam. Bebek kan ahli kalau di air. Ini bisa berlangsung setengah jam. Yang berburu itu kan singa betinanya. Sedangkan jantan hanya diam. Tetapi kalau si betina mendapat buruannya, si jantan baru turun ikut berebut, bahkan makan paling duluan,” jelasnya.
Pada hari-hari biasa, kata Willy, pemberian pakan terhadap satwa pemburu seperti singa, harimau sumatera, dan buaya itu sebenarnya tak setiap hari. Namun khusus selama liburan Idul Fitri diberikan keistimewaan pemberian pakan hidup setiap hari.
Hal lain yang menjadi daya tarik baru pengunjung di Taman Satwa Cikembulan yakni dibukanya rumah kucing di sebelah timur areal Taman Satwa. Rumah berlantai dua diperuntukkan khusus bagi kucing itu dihuni 13 kucing Angora, dan Persia Himalaya.
“Animo pengunjung bagus, tetapi akses jalan ke lokasi tak mendukung. Kecil dan banyak rusak. Sampai-sampai pernah jam enam pagi, pengunjung membeludak mengantre tiket di pintu masuk. Padahal tiket masuk bukanya pukul Sembilan. Juga jalan ke Cikembulan ini sering dijadikan jalan alternatif kemacetan kendaraan terutama dari arah Cangkuang Leles,” kata dia.
Sehingga tak heran, pengunjung Taman Satwa sering terjebak kemacetan lantaran lalu lintas jalan menjadi padat. Baik mereka yang hendak keluar meninggalkan lokasi Taman Satwa maupun sebaliknya yang hendak masuk lokasi.
Pada jalur itu selain pemudik, juga terdapat pengunjung dari Cangkuang yang mau ke arah Bandung. Ditambah lagi terdapat lintasan kereta api tak berpalang pintu antara Cikembulan dengan Leles, membuat arus lalu lintas kendaraan terhambat.
Kepadatan pengunjung, juga ungkap Willy, terutama berlangsung menjelang sore hari. Sehingga kerap pihaknya terpaksa menutup aktivitas kunjungan lebih sore dibandingkan jadwal semestinya pukul 17.00 WIB.
Selama libur Idul Fitri, pihak pengelola Taman Satwa Cikembulan memasang harga tiket masuk spesial. Tiket pengunjung dewasa dipatok Rp25.000 per orang dari harga normal Rp20.000 per orang, dan tiket anak-anak dipatok seharga Rp15.000 per orang dari harga normal Rp10.000 per orang.
Dia optimis jumlah pengunjung terus bertambah meski masa liburan anak-anak sekolah telah berakhir.
*********