Garut News, ( Selasa, 15/07 – 2014 ).
— Kualitas pemain kini tak cukup mengantarkan sebuah negara memenangkan Piala Dunia.
Kemenangan Jerman pada kompetisi sepak bola paling besar digelar di Brasil sejak Juni 2014 menunjukkannya.
Jerman mempermalukan Brasil dengan skor 7-1 dalam pertandingan babak semifinal.
Pada babak final, Jerman berhasil mengalahkan tim dari negara tak kalah tangguh permainan sepak bolanya, Argentina.
Apa kunci kemenangan Jerman pada Piala Dunia 2014?
Jawabannya, penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi membantu menganalisis performa pemain, dan menentukan strategi permainan.
Penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi oleh Jerman bisa dilihat dua hal, yakni penggunaan Big Data menganalisis permainan, dan menentukan strategi serta program latihan inovatif berfungsi meningkatkan performa pemain.
Tim Jerman disponsori Adidas dan Daimler, seperti dikutip Wall Street Journal, Kamis (10/07-2014), menggunakan solusi Big Data dari SAP.
Solusi berupa sebuah tool bernama Match Insight.
Bekerja sama dengan 50 mahasiswa Universitas Olahraga Cologne, tim Jerman mengumpulkan data dari setiap tim lawan sebelum dan selama Piala Dunia, mulai pemain hingga strategi permainan dikembangkan, bahkan setiap artikel di koran tentang permainan lawan.
Para mahasiswa direkrut, penggemar sepak bola.
Sebelum mereka diberi hak mengumpulkan dan menganalisis data, mereka diminta bersumpah menjaga kerahasiaan data.
Dengan solusi itu, Jerman, misalnya, menganalisis permainan Brasil pada empat tahun terakhir.
“Kami punya data permainan Brasil tanpa Silva dan Neymar,” kata Olivier Bierhoff, manager tim Jerman, pada wawancara dengan ESPN, Selasa (08/07-2014) lalu.
Match Insight juga membantu tim Jerman melakukan evaluasi.
Perangkat itu terhubung kamera di lapangan bisa merekam pertandingan.
Video rekaman berdurasi singkat bisa dikirim pada pemain lewat perangkat mobile.
Bierhoff mengatakan, “Pemain mendapatkan beberapa contoh hal baik dan buruk dilakukan setiap pertandingan usai. Mereka bisa melihat kapan pun, serta bisa juga mengecek data performa permainan.”
Bukti Match Insight membantu, selain pada kemenangan telak melawan Brasil, juga saat bertanding melawan Perancis.
Tim Jerman menjadi tahu, selama pertandingan, tim Perancis cenderung terkonsentrasi di tengah tetapi lemah di bagian sayap.
Celah itu digunakan menyerang.
Tak cuma Match Insight. Jerman, seperti dikutip Bloomberg, Sabtu (12/07-2014), juga menjadi satu-satunya tim menggunakan pelacak GPS mendeteksi gerakan, dan vitalitas pemain.
Dengan itu, mereka meminimalisasi risiko cedera.
Selain perangkat lunak, Jerman juga menggunakan wawasan biologi dan kedokteran meningkatkan performa pemain.
Sebelum Piala Dunia, tim Jerman mengadakan latihan selama 10 hari di Alpen, Italia.
Mengapa Alpen?
Wilayah itu berada pada ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut.
Latihan di tempat itu memicu produksi hemoglobin, molekul membawa oksigen dalam peredaran darah.
Dengan hemoglobin lebih banyak, pemain memiliki ketahanan lebih tinggi.
Delapan hari sebelum pertandingan, tim Jerman menuju tempat tinggal sementara mereka di Brasil pada wilayah dekat Porto Seguro.
Di sana, mereka punya tempat tinggal sementara berkapasitas 60 kamar dibangun setahun lalu oleh pengembang Hirmer Immobilien GmbH & Co.
Mengapa mereka tinggal di sana, tak di hotel?
Di tempat itu, tim Jerman belajar beradaptasi dengan kondisi tropis lembab.
Sebelum Piala Dunia kali ini, Jerman belum memenangkan pertandingan digelar di Amerika Latin.
Langkah Jerman kali ini boleh jadi menandai era baru pertandingan olahraga.
Dalam pertandingan olahraga masa depan, bukan cuma kekuatan pemain diadu, melainkan juga kedigdayaan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.
*******
Penulis | : Yunanto Wiji Utomo |
Editor | : Yunanto Wiji Utomo/Kompas.com |