Esay/Fotografer : John Doddy Hidayat
Garut News ( Rabu8, 20/09 – 2017 ).
Sekitar 28 “kepala keluarga” (KK) atau 127 pengungsi termasuk bayi terdampak puncak amuk Sungai Cimanuk Garut, Jawa Barat, pada 20 September 2016 silam, menyelenggarakan “refleksi” satu tahun terjadinya prahara banjir bandang tersebut, Rabu (20/09-2017) malam.
Pada helatan yang terselenggara secara berswadaya dan sederhana tersebut, berlangsung bada shalat maghrib berupa gelaran do’a bersama sekaligus memaknai penyambutan datangnya Tahun Baru Hijriyah 1438 H/2017.
Penyelenggaraan do’a bersama itu sekaligus sebagai wahana menginstrospeksi diri atawa mencoba mengevaluasi kondisi selama ini.
“Mereka menghuni “hunian sementara” (huntara) Gedung LPSE kabupaten setempat,” ungkap Koordinatornya Agus Setiawan, membenarkan.
Diharapkan memasuki tahun baru Hijriyah bisa meningkatkan kualitas kesabaran juga ketabahan para pengungsi, sekaligus dapat memaknai tahun baru Hijriyah dengan senantiasa bertawakal, maupun senantriasa berikhtiar disertai do’a serta meningkatnya keimanan, imbuh Agus Setiawan.
Ketua Muslimat Nahdlatul Ulama Kabupaten Garut, Hj. Yati Sumiati antara mengemukakan upaya pembentukan karakter seluruh anak pengungsi khususnya di Huntara LPSE berupa penyelenggaraan pengajian, serta pembinaan budi pekerti yang baik.
Termasuk senantiasa disosialisasikannya manfaat perilaku hidup bersih, dan sehat. Sedangkan mengenai do’a bersama ia pun yang juga Pengurus MUI Kabupoaten Garut memberikan sumbangsih pemenuhan kebutuhan makanan, serta minuman ringan.
Selain memimpin do’a, juga menyamnpaikan tausyiah keagamaan, sebagai bahan renungan agar bisa bangkit membangun semangat dengan senantiasa meningkatkan keimanan serta ketaqwaan kepada Allah SWT, imbuh Hj. Yati Sumiati, antara lain menambahkan.
Dalam pada itu, pembangunan rumah bagi relokasi para pengungsi hingga kini masih belum seluruhnya tuntas, sehingga kegiatan relokasi masih belum bisa direalisasikan.Sehingga dengan ragam alasan mendasar, mereka menolak keras untuk dipindahkan ke huntara lainnya, melainkan bakal tetap bertahan di huntara Gedung LPSE, kecuali langsung direlokasi atau ada alternatif lainnya.
Berdasar informasi berhasil dihimpun Garut News menunjukan, pembangunan rumah tapak untuk relokasi terdampak banjir bandang ini, kini mencapai sekitar 410 unit dari kebutuhan sekitar 1.307 unit rumah.
Sedangkan 897 unit rumah tapak lainnya untuk relokasi diperoleh informasi diagendakan bakal dibangun pada Juli 2018 mendatang dengan dana pusat atau BNPB.Dari 410 unit rumah tersebut, terdiri di lokasi Kopi Lombong ada 43 unit, kemudian di Lengkong Jaya (127 unit) diagendakan tuntas Desember, Rusun Margawati (140 unit) tengah dibangun, serta di Gadok (100 unit) bantuan “Qatar Charity Indonesia” (QSI).
Saat ini pun berlangsung pembuatan, peninggian tanggul banjir dan pelindung Sungai Cimanuk Kabupaten Garut Paket 2, sepanjang sekitar 1,5 km bernilai kontrak Rp19.875.289.000,00 dilaksanakan PT. Serena Abadi sejak 3 Maret 2017, dengan waktu pelaksanaan selama 300 hari kalender.
********