Fotografer : John Doddy Hidayat
Garut News ( Senin, 17/04 – 2017 ).
Kini banyak kalangan berpendapat keberangkatan sekitar 50 pejabat dan staf di lingkungan Inspektorat Kabupaten Garut ke Bali selama tiga hari dengan alasan study banding patut dipertanyakan.
Selain terkesan diam-diam, bahkan belum diketahui tujuan pastinya, keberangkatan mereka juga disinyalir belum mendapatkan ijin dari Bupati. Dikhawatirkan, mereka ke Bali sekadar pelesiran berkedok study banding. Sehingga yang terjadi hanyalah pemborosan anggaran.
Kelima puluh pegawai Inspektorat berangkat ke Bali tersebut, terdiri Sekretaris Inspektorat, empat Kepala Ispektur Pembantu (Irban), para auditor serta staf pegawai lainnya. Mereka bertolak ke Bali menggunakan pesawat.
Keberangkatannya pun tak sekaligus melainkan bertahap, sejak Ahad (16/04-2017) hingga rombongan terakhir pada Senin (17/04-2017) sore.
Kondisi lingkungan kantor Inspektorat kabupaten di Jalan Patriot pun, Senin (17/04-2017) tampak menjadi sunyi-sepi. Ruang kerja inspektur, sekretaris, serta ruang kerja irban, dan lainnya terlihat kosong. Tak ada aktivitas kerja maupun pelayanan terhadap masyarakat. Hanya ada sejumlah staf. Itu pun hanya terlihat mondar mandir di ruang kerja tanpa melakukan aktivitas kerja seperti biasanya.
Salah seorang pegawai yang enggan disebut namanya katakan Kepala Inspektorat tak berangkat Ke Bali, namun Sekretaris, para Kepala Irban, auditor serta pegawai lainnya berangkat sejak Ahad sore (16/04) menuju Bandara.
“Saya hanya tahu atasan sedang berangkat ke Bali. Namun Saya tak tahu tujuan study banding dalam rangka apa …?” ungkap salah seorang staf yang enggan pula disebutkan namanya.
Dikemukakan, Inspektur sendiri tak ikut ke Bali. Namun Sekretaris, para irban, auditor dan pegawai lainnya berangkat menuju Bandara Husein Sastranegara sejak Ahad (16/04-2017) sore.
Inspektur Widiana membenarkan para pegawainya berangkat ke Bali untuk keperluan study banding. Namun dia tak menjelaskan study banding soal apa. Dia hanya mengatakan dirinya tak ikut berangkat ke Bali karena akan menghadiri acara Hari Ulang Tahun Satuan Polisi Pamong Praja di Pameungpeuk Selatan Garut pada Selasa (18/04-2017), katanya.
“Saya tak jadi ikut ke Bali karena harus menghadiri HUT Satpol PP,” ujarnya sambil berlalu, usai Apel Gabungan di Lapang Apel Setda Garut.
Ketua DPD Laskar Indonesia Kabupaten Garut Dudy Supriady memertanyakan studi banding dilakukan para pegawai Inspektorat ke Bali itu. Apalagi tujuan, kepentingan, dan sumber anggarannya tak jelas. Padahal pemerintah daerah saat ini sedang gencar-gencarnya melakukan efektivitas dan efisiensi anggaran.
“Jika study banding ke Bali ini berkaitan tata kelola maupun pelaporan keuangan daerah dari sisi pengawasan, justeru Inspektorat Garut kan sudah mendapatkan predikat terbaik dibandingkan lembaga pemerintahan yang ada di Bali. Maka, aneh. Kok Inspektorat Garut yang datang ke sana ? Bukannya Pemerintahan di Bali yang study Banding ke Garut ?” imbuhnya.
Jangan-jangan, lanjutnya, mereka berangkat ke Bali hanya pelesiran berkedok study banding.
Dudi pun meminta Bupati atau Sekretaris Daerah segera memanggil Inspektur, dan memeriksa sejumlah pegawainya atas persoalan tersebut. Terlebih jika benar dugaan rombongan pegawai Inspektorat Garut berangkat ke Bali itu tak mengantongi ijin Bupati melalui kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD).
“Ini menyangkut kinerja pegawai. Studi banding ke luar daerah selama tiga hari pada hari kerja jelas berpotensi mengganggu pelayanan terhadap masyarakat. Maka semestinyalah Bupati atau Sekda memanggil dan memeriksa Inspektur dan jajarannya. Termasuk soal anggaran, dan ada tidaknya surat pemberitahuan atau ijin resmi ke Bali,” tandasnya.
********