Kamis , 15 Juni 2017, 15:10 WIB
Red: Agung Sasongko
REPUBLIKA.CO.ID,Oleh: Imam Nur Suharno
Ramadhan adalah bulan yang sarat keutamaan. Salah satu keutamaannya adalah adanya malam kemuliaan atau yang disebut dengan malam seribu bulan. Malam seribu bulan merupakan rahasia Allah SWT, hanya Dia yang mengetahui. Meski demikian, Nabi SAW memberikan isyarat terkait turunnya malam seribu bulan itu pada malam-malam ganjil (21, 23, 25, 27, 29) di 10 hari terakhir Ramadhan.
Abu Hurairah RA meriwayatkan, “Rasulullah RA memberitahukan kami tentang Lailatul Qadar. Beliau ber kata, ‘Ia ada pada bulan Ramadhan, di malam sepuluh terakhir, malam ke- 21, 23, 25, 27, 29, atau pada malam terakhir bulan Ramadhan. Barang siapa yang melaksanakan qiyam pada malamnya dengan keimanan dan selalu bermuhasabah, Allah SWT akan mengampuni dosanya yang terdahulu dan yang akan datang.'”
Dalam hadis lain, Nabi SAW bersabda, “Carilah Lailatul Qadar pada 10 malam terakhir di bulan Ramadhan.” Lalu, beliau mendekatkan perkiraan itu dengan sabdanya, “Carilah Lailatul Qadar pada witir (hari ganjil) pada 10 terakhir di bulan Ramadhan.” Kemudian, beliau lebih mendekatkan gambaran itu, “Barang siapa yang ingin mencarinya maka hendaklah ia mencarinya pada malam ke-27 di bulan Ramadhan.”
Ada hikmah di balik rahasia turunnya malam seribu bulan. Pertama, agar kaum Muslimin terus giat dan sungguh-sungguh beribadah, tidak hanya beribadah pada hari-hari tertentu dan meninggalkan ibadah di hari-hari yang lain.
Kedua, memotivasi kaum Muslimin agar tetap semangat beribadah (istiqamah) sepanjang malam, bahkan sepanjang bulan Ramadhan. Ketiga, agar kaum Muslimin lebih memaksimalkan pada 10 hari terakhir Ramadhan dengan tidak membedakan antara malam ganjil dan malam genap.
Dr Yusuf Qardhawi dalam bukunya, Fiqh Shiyam, menjelaskan, jika penentuan Ramadhan berbeda antara satu negeri dan negeri yang lain, malam ganjil pada suatu negeri terjadi pada malam genap di negeri yang lain, tindakan yang paling ihtiyath (hatihati) adalah mencari Lailatul Qadarnya pada setiap malam 10 hari terakhir Ramadhan (al-asyrul awakhir).
Selain itu, kaum Muslimin hendaknya juga memperhatikan tanda-tanda turunnya malam seribu bulan tersebut. Rasulullah SAW bersabda, “Lailatul Qadar adalah malam yang cerah, tidak panas dan tidak dingin, matahari pada hari itu bersinar kemerahan pucat.” (HR Ibnu Khuzaimah).
Dalam hadis lain, Nabi SAW ber sabda, “Sesungguhnya aku diperlihatkan Lailatul Qadar lalu aku dilupakan, ia ada di 10 malam terakhir. Malam itu cerah, tidak panas dan tidak dingin, bagaikan bulan menyingkap bintang-bintang. Tidaklah keluar setannya hingga terbit fajarnya.” (HR Ibnu Hibban).
Dan, “Sesunguhnya para malaikat pada malam itu lebih banyak turun ke bumi daripada jumlah pepasiran.” (HR Ibnu Khuzaimah). Dan, Rasulullah SAW bersabda, “Tandanya adalah matahari terbit pada pagi harinya cerah tanpa sinar.” (HR Muslim).
Semoga Allah memberikan kemudahan kepada kita agar dapat meraih malam seribu bulan tersebut. Amin.
**********
Republika.co.id