“Berkreativitas Tingkatkan Kualitas Jasa Layanan Kesehatan Masyarakat”
Garut News ( Senin, 17/04 – 2017 ).
“Badan Layanan Umum Daerah” (BLUD) Puskesmas “Dengan Tempat Perawatan” (DTP) Tarogong Kaler Garut, Jawa Barat, pada 2017 ini gencar menggelindingkan ragam inovasi juga termasuk intens berkreativitas guna bisa senantiasa meningkatkan kualitas jasa layanan kesehatan masyarakat.
Lantaran upaya nyata untuk bisa meraih “akreditasi” yang “Paripurna” menjadi motivasi terpenuhinya sekitar 760 elemen pada institusi kesehatan dasar masyarakat tersebut.
Kepala Puskesmas DTP Tarogong dr H. Eddy Kusmayadi katakan, selama ini pun lembaganya menerapkan “flexibitas” penggunaan anggaran.
Maka pelbagai kebutuhan pelayanan seperti halnya oxigen dan lainnya, dapat terpenuhi dengan cepat.
“Sehingga kebutuhan masyarakat pun dapat terlayani cepat pula”
Pelayanan yang lebih baik tersebut, juga kini masih terus ditingkatkan kualitasnya sesuai standar yang ditetapkan maupun “standar Operation Prosedure” (SOP).
Baik itu dari pemberi pelayanan maupun dapat dirasakan penerima jasa layanan kesehatan.
Kemudian maksimal berupaya mewujudkan intensitas pelayanan yang lebih berkualitas sesuai dengan yang bisa dirasakan setiap seluruh pasien yang berobat atau menjalani poroses penyembuhan, ungkap Eddy Kusmayadi kepada Garut News di ruang kerjanya, Senin (17/04-2017).
Dikemukakan, upaya peningkatan kualitas pun diselenggarakan pada seluruh sumber daya meliputi sumber daya manusianya, inprastruktur, serta pada setiap proses maupun tahapan pelayanan yang bisa dipastikan dapat menggulirkan “output” yang terstandarisasi atawa memuaskan.
Selain itu pula ungkapnya, digelindingkan inovasi antara lain mulai pemanfaatan panel penyimpanan kunci tertata rapih dan aman.
Kemudian wahana bermain anak dan balita agar mereka tak ikut memasuki ruang rawat inap, penataan sarana penyimpanan alas kaki yang hendak membesuk pasien rawat inap, juga terdapat sarana refleksi.
Bahkan terdapat pula pemanfaatan lahan kosong untuk menanam ragam jenis sayuran.
Serta penataan apotik hidup berupa ragam jenis vegetasi berkasiat obat maupun herbal, termasuk tanaman “tempuyung”.
Menyusul pada 31 Desember 2016 lalu, Rektor Unpad Prof Dr Med Tri Hanggono Achmad memberikan gelar guru besar bagi Prof Dr Diah Dhiyanawati Djunaedi, MSi dalam bidang Ilmu Biokimia dan Biologi Molekuler pada Fakultas Kedokteran (FK) Unpad.
Sebab telah meneliti tanaman obat tradisional, yakni daun tempuyung untuk batu saluran kemih.
Dalam penelitiannya, Prof Diah mengevaluasi aktivitas anti batu kandung kemih melalui uji in vitro dan in vivo dan selain daun tempuyung ia juga meneliti efektivitas daun kumis kucing dan herba meniran.
“Dari ketiga tumbuhan tersebut, daun tempuyunglah yang memiliki efek secara signifikan untuk pengobatan batu saluran kemih,” katanya.
Selain pembuktian farmakologi, penelitian ini juga melalui dukungan uji biokimia medik.
Masih menurut Prof Diah, uji biokima berperan penting dalam bidang kedokteran modern.
“Uji biokima pada uji tumbuhan obat tradisional berperan sebagai parameter keamanan, termasuk khasiat, dari tumbuhan uji, baik dalam uji preklinik maupun klinik,” katanya pula.
Untuk mengetahui keamanan pemanfaatan daun tempuyung sebagai anti batu kandung kemih, dilakukan uji toksisitas akut dari sediaan dekok daun tempuyung.
Dari hasil uji tersebut, dapat disimpulkan dekok atau air rebusan daun tempuyung relatif aman terhadap organ hati dan ginjal.
“Dalam penelitian data empirik tradisional dari tumbuhan obat untuk penyakit batu ginjal dan batu kandung kemih telah dibuktikan secara eksperimen farmakologi dan keamanan praklinik telah diuji dengan dukungan uji biokimia medik. Hal ini menunjukkan, Ilmu Biokimia khususnya Biokimia Medik berhubungan dengan kesehatan dan penyakit manusia yang dapat memberikan landasan untuk mendukung diagnosis dan pemanfaatan obat tradisional,” kata Prof Diah.
*******
Pelbagai Sumber.