Pusat Perkotaan Garut Marak Diserbu Pengemis Musiman

Pusat Perkotaan Garut Marak Diserbu Pengemis Musiman

1229
0
SHARE
Kawasan Pengkolan.

Garut News ( Kamis, 24/05 – 2018 ).

Kawasan Pengkolan Garut.

Sejak lebih sepekan terakhir memasuki Shaum Ramadlan, jumlah “penyandang masalah kesejahteraan sosial” (PMKS) berupa pengemis, pengamen, dan anak jalanan kian merangsek menyerbu kawasan pusat Kota Garut, maupun Pengkolan semakin meningkat.

Diduga kuat, mereka tak hanya penduduk Garut. Melainkan juga banyak pula di antaranya berdatangan dari luar Garut. Antara lain dari Bandung, Sumedang, dan kabupaten/kota terdekat lainnya.

Bahkan kondisi tersebut pun, diperparah mereka membawa serta sanak keluarganya masing – masing.

Kehadiran mereka terpantau mulai menyerbu kawasan perkotaan itu sejak lebih sepekan sebelum memasuki Ramadlan 1439/2018 ini.

“Sedangkan jumlah dan identitas jelasnya, saya pun kurang tahu. Hanya yang saya lihat, para pengemis, gelandangan, dan anak jalanan di Pengkolan meningkat. Banyak wajah baru saya lihat. Malahan ada dari Sumedang, Tasikmalaya, dan lainnya,” ungkap Tubagus Asraf (54) warga Garut Kota, Rabu (23/05-2018).

Sehingga warga Garut Kota terutama pemilik pertokoan berharap Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) bisa segera menertibkan kawasan Pengkolan yang kini mulai tak karuan.

“Memang setiap Ramadlan, kondisi Pengkolan semrawut. Selain meningkatnya pengemis musiman, juga bertambahnya PKL musiman, dan tak tertibnya parkir kendaraan. Jika dibiarkan pasti bahaya. Maka saya meminta Satpol PP menertibkan kawasan Pengkolan demi keamanan dan kenyamanan,” imbuh salah seorang pemilik toko di Pengkolan.

Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial, dan Korban Napsa pada Dinas Sosial kabupaten setempat, Mamat Rahmat katakan jumlah PMKS selalu meningkat setiap Ramadlan. Namun jumlahnya tak terdata lengkap.

“Terahir pendataan itu pada 2008 silam. Jumlah pengemis di Garut sekitar 200-an. Kalau sekarang pasti meningkat beberapa kali lipat,” katanya.

Dikemukakan, penanganan bagi pengemis, WTS, dan lainnya tak maksimal lantaran terbatasnya anggaran, katanya pula.

********

NZ/Fotografer : John Doddy Hidayat.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY