Garut News ( Rabu, 28/05 – 2014 ).

Beragam jenis bangunan fisik diproduk pemerintahan kolonial Belanda di Indonesia, ternyata berkualitas atawa bisa bertahan lama.
Maupun dapat tetap bertahan kokoh hingga mencapai ratusan tahun.
Lantaran pada pelaksanaannya “relatif” bebas “korupsi, kolusi dan nepotisme” (KKN).

Sehingga, hingga kini banyak bangunan peninggalan kaum penjajah tersebut, masih mengesankan “monumenal”.
Sekalipun tak tersentuh proses pemeliharaannya.
Dari banyaknya bangunan “heubeul” atawa lawas itu, di antaranya jembatan “Kereta Api” (KA) selama ini melintasi aliran Sungai Cimanuk di Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Dipastikan dibangun sejak ratusan tahun lalu, menghubungkan wilayah Kecamatan Cibatu dengan Kecamatan Cikajang.
Situs peninggalan ini, juga sejak belasan hingga puluhan tahun lalu sama sekali tak lagi dimanfaatkan operasionalnya.
Sekaligus tak lagi dilakukan proses pemeliharaannya.
Meski tak lagi beroperasi, dan tak dipelihara.

Tetapi sampai sekarang masih teronggok kokoh menjadi bentangan besi tua.
Hanya beberapa bantalan balok kayunya mulai keropos dimakan usia.
Sedangkan bentangan konstruksi besi baja, serta bangunan beton jembatan penyangganya tetap masih berdiri tegar.
Beda jauh dengan banyak bangunan produk masa kini, termasuk bangunan fisik pasca reformasi sekalipun.

Tak sedikit beragam jenis produk bangunan fisik cepat rusak, bahkan ambruk meski terbilang baru didirikan.
Kendati dipoles menarik, namun kualitasnya asal-asalan atawa asal jadi.
Sebab, diduga kuat sumber dananya banyak tercecer dimana-mana dicuil, dipotong, ditelikung.
Bahkan masuk kantong pribadi para pemangku kepentingan.

“Rencana Kerja Anggaran” atawa RKA, nyaris tak lebih menyerupai “sinopsis” pertunjukan lenong, maupun ketoprak.
Piawai diproduk, tetapi payah bisa konsisten direalisasikannya.
Laporan pertanggung jawaban keuangan pun, terindikasi kuat kerap hanya fiktif belaka.
Itulah barangkali sebabnya, “Lembaga Lemasyarakatan” (Lapas) kian disesaki para koruptor sial, lantaran bisa diketahui KPK.

Ironisnya, koruptor pun kian bangga masuk penjara, meski mereka melakukan kejahatan luar biasa, menyengsarakan rakyat.
******
Esay/ Foto :
John Doddy Hidayat.
Produksi : Rabu, 28 Mei 2014.