Esay/Fotografer : John Doddy Hidayat
Garut News ( Kamis, 23/03 – 2017 ).
Produk air kemasan kini dikelola Koperasi Karyawan PTP Nusantara VIII (Persero) Kebun Dayeuh Manggung di Kabupaten Garut, Jawa Barat, dinilai berkualitas tinggi lantaran sejak dari sumber daya alamnya berkondisi “Total Dissolved Solids” (TDS) maupun ”Padatan Terlarut” hampir “nol” (zero).
Sehingga sangat layak diminum, menyusul standar nilai TDS nol hingga 50 parts per million (PPM) adalah ; ideal drinking water from reverse osmosis, deionization, microfiltration, destillation, etc.
Kualitas TDS hampir nol tersebut, dikemukakan Manager Perkebunan itu Ir Asep Budi Jatnika kepada Garut News di ruang kerjanya, Kamis (23/03-2017), juga mengemukakan pangkat hidrogen atau “power of hydrogen” (pH) air yang dikelola koperasi ini 7,3 merupakan tingkatan asam basa suatu larutan diukur dengan skala 0 hingga 14
Sedangkan pH air standar 7 hingga 8,5 memenuhi standar air minum mineral antara 7 hingga 8,5 serta bagi ikan hias di aquarium antara 6,5 hingga 7,5.
Namun dikatakannya, selama ini pula produktivitas pengelolaan kemasan air minum oleh koperasi karyawan tersebut, hanya diperjualbelikan secara terbatas pada lingkungan perkebunan, namun kedepan bakal dikembangkan secara meluas.
Antara lain diagendakan pula, dibangun embung penampung sumber air guna memerluas manfaat air bersih hingga pada masyarakat di luar kawasan perkebunan, yang selama ini menjangkau dua desa dengan 2.600 kepala keluarga atau sekitar 13 ribu penduduk, katanya.
Yang sangat dibanggakan pihaknya, bisa mengembalikan lahan yang dijarah seluas sekitar 90 hektare, kemudian bisa memberi percontohan maupun keteladanan bagi seluruh masyarakat Indonesia berupa pengelolaan lingkungan perkebunan berkonsepkan eko wisata.
Selanjutnya pihak perkebunan bisa berbaur dengan seluruh elemen dan komponen di kabupaten setempat, sehingga dapat dirasakan indahnya kebersamaan yang juga dirasakan masyarakat sekitarnya, imbuh Asep Budi Jatnika.
Sedangkan “Multiplier Effects” eksistensi PTP Nusantara VIII Kebun Dayeuh Manggung bagi penduduk sekitarnya, dibangun dengan berbasiskan empat pilar terdiri saling percaya, saling menjaga, saling memahami, serta saling menguntungkan.
Berkonsepkan pula pengembangan “Kanjeng tur” meliputi kopi seluas 20 hektare, alfukat (50 hektare), teh (355 hektare), jeruk (98 hektare), serta lengkeng seluas 23 hektare.
Produktivitas teh hitam basah selama ini berkisar 10 – 12 ton per hari, yang 90 persen memenuhi pangsa ekspor disusul komopditi lain di antaranya jeruk diagendakan mulai berproduksi pada akhir 2018 mendatang.
Dalam pada itu, mata dagangan yang bakal dikembangkan lagi berupa Alfukat Sindang Reret, serta “kesemek” dari marga Diospyros, dikenal dengan sebutan buah kaki (Diospyros kaki), termnasuk salah satu tanaman endemik Garut yang memiliki nilai “adi luhung” kearifan lokal setempat, tuturnya.
Pengembangan lain pada kawasan perkebunan ini, antara lain rencana pembangunan kolam reang serta mercu suar.
Perkebunan tersebut, bersumberdaya 365 karyawan, terdiri 283 karyawan tetap, serta selebihnya karyawan lepas termasuk terdapat pemetik teh.
*********