“Mahasiswa IPB dan UPI Warnai Kreativitas Masyarakat Perkampungan”
Garut News ( Ahad, 17/08 – 2014 ).
Potret denyut nadi dinamika penduduk di wilayah Kecamatan Samarang, Garut, Jawa Barat, merefleksikan rangkaian hingga puncak peringatan HUT ke-69 Kemerdekaan RI, 17 Agustus 2014.
Dinilai banyak kalangan sangat mengagumkan.
Lantaran selain memiliki jiwa patriotisme tinggi, juga kesadaran mereka terhadap bela negara, dan bangga menjadi Bangsa Indonesia, ternyata selama ini tak diragukan lagi.
Faktanya, terbukti pada tataran implementasi kreativitas, serta inovasi mengemas beragam atraksi meski bernuansakan tradisi.
Tetapi, bisa mewujudkan motivasi sekaligus inspirasi bagi siapapun yang menyaksikannya.
Bahkan pula, pengemasannya pun meski mengangkat nilai-nilai adi luhung kearifan lokal setempat, pada peringatan Kemerdekaan RI tahun ini, lebih apik.
Sebab, antara lain diwarnai kreativitas kalangan mahasiswa “Institut Pertanian Bogor” (IPB) Bogor, serta mahasiswa “Universitas Pendidikan Indonesia” (UPI) Bandung.
Kalangan mahasiswa dari kedua pergruan tinggi negeri tersebut, yang tengah menyelenggarakan Kuliah Kerja Nyata tersebut, malahan langsung turun gunung.
Berperan serta pada kepantiaan, mereka pun berbaur dengan penduduk setempat.
“Masih Miris Bahkan Menyedihkan”
Dibalik kreativitas dan inovasi penduduk Kabupaten Garut itu, masih pula terdapat fenomena menjadikan miris, juga bahkan menyedihkan.
Menyusul pada kabupaten berpenduduk sekitar 2,7 juta, ternyata sebagian besar atawa di atas 50 persen warganya, berperilaku tak memedulikan peran dan fungsi “septic tank”.
Sehingga kendati berdomisili pada rumah permanen atawa “gedong”, tetapi banyak di antara mereka BABS (buang air besar sembarangan), setiap membuang hajat besarnya.
Ini dilakukan pada selokan, sungai, atawa di atas kolam ikan.
Sehingga di atas setiap kolam ikan, kerap terdapat “pacilingan” atawa sarana tongkrongan untuk BAB.
Padahal aliran air bersumber dari kolam itu, mengalir pada kolam berada pada lokasi di hilirnya.
Malahan kerap dimanfaatkan pula pemenuhan kebutuhan MCK, termasuk cuci piring bahkan mencuci bahan makanan untuk dimasak.
Akibatnya pula, menebar beragam jenis sumber penyakit.
Sehingga nyaris setiap hari Puskesmas termasuk klinik klinik jasa layanan kesehatan di Garut, sarat dipenuhi pasien.
Mereka umumnya didera jenis penyakit lantaran tak memiliki “perilaku hidup bersih dan sehat” (PHBS).
Lantaran berkembang penyakit dampak lingkungan tak sehat.
Barangkali kehadiran kalangan mahasiswa IPB dan UPI, bisa secara bertahap dan terukur bisa mewujudkan masyarakat berkarakter “Perilaku Hidup Bersih dan Sehat” (PHBS).
Sebagian besar masyarakat Kabupaten Garut, selama ini pula mengonsumsi air tanah.
Dipastikan kondisi lingkungan bersih dan sehat, juga masyarakat sehat, bisa menjadi investasi masa depan membangun negara Bernama Indonesia ini.
*******
Esay/Foto : John Doddy Hidayat.