“Pengrajin Harapkan Bantuan Pemkab Garut Kembangkan Usaha”
Garut News ( Senin, 12/05 – 2014 ).

Potensi asal Desa Cangkuang di Kecamatan Leles, Garut, Jawa Barat, berupa aksesoris kotak perhiasan atawa engsel, selama ini bisa menembus pangsa Pasar Jepang.
Komoditi bernilai ekonomi tinggi tersebut, sejak 17 tahun terakhir “concern” maupun kontinyu diproduksi pasangan suami istri, Ismet Salim Nugraha beserta Ny. Sri Mulyani.

Mereka memiliki home industri dengan memerkerjakan sekurangnya 40 karyawan, sebagian besar kalangan ibu rumah tangga.
Sehingga, juga bisa membantu peningkatan perekonomian keluarga mereka, ungkap Ny. Sri Mulyani kepada Garut News, Senin (12/05-2014).
Namun ungkap dia, dari sekitar 34 jenis komoditi ekspornya itu, kini semakin kian mendesak perlukan modernisasi piranti produksinya.

Lantaran selama ini pun, diproduksi dengan bantuan peralatan masih terbilang manual, katanya, merendah.
Menyusul aksesories berupa engsel kotak perhiasan Produk Taiwan, lebih dahulu diproduk secara “komputerice”.
Sedangkan bantuan diharapkan dari Pemkab setempat, bisa berupa pasokan pinjaman lunak pengembangan investasi, atawa bantuan berupa perangkat mekanik produktivitas.
Masih dari Desa Cangkuang, juga memiliki produk unggulan lain, di antaranya mata dagangan selimut.

Diproduk pada “home industri” milik Tatang Gunawan, selama ini komoditi itu menembus pangsa pasar di Provinsi Jawa Tengah.
Maupun cakupan pemasarannya hingga pada beberapa daerah di luar Kabupaten Garut.
Berlokasi di lingkungan Kampung Dusun II Desa Cangkuang, ungkap Kepala Dusun setempat, Aca Risdiansyah.
Setiap kemasan selimut berharga jual Rp25 ribu, namun jika membeli secara besar-besaran, harganya bisa lebih murah, katanya.

Sekretaris “Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa” (BPMD) Kabupaten Garut, Otang Sudewa, S.Sos katakan, potensi lain dari Desa Cangkuang yang prosfektif antara lain produk sepatu, sandal, serta penganan berupa “burayot”.
Cangkuang, salah satu dari 12 desa di wilayah Kecamatan Leles, berpenduduk 9.773 atawa 2.731 “kepala keluarga” (KK).
Mereka tersebar pada wilayah seluas 340.755 hektare, terdiri 146.500 hektare di antaranya persawahan, serta 100.946 hektare perkebunan.
Juga terdapat 58.865 hektare pemukiman penduduk, 1.250 hektare perkantoran, 11.340 hektare fasilitas umum, dan terdapat pula 6.390 hektare kuburan.

Di desa ini pula, terdapat satu-satunya Candi Hindu di Provinsi Jawa Barat, memiliki cagar budaya berupa rumah adat Kampung Pulo, Situ Cangkuang, serta produktivitas bernilai ekonomi lainnya.
Prestasi desanya, antara lain juara nasional “Perkumpulan Petani Pemakai Air” (P3A) Mitra Cai “Wargi Saluyu”.
Mewakili Provinsi Jawa Barat juara tiga tingkat Nasional “gotong royong”, serta kini tengah dinilai pada lomba desa tingkat Provinsi Jawa Barat.

Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman, Senin (12/05-2014), menerima Tim Penilai Lomba Desa Tingkat Provinsi Jawa Barat.
******
Esay/ Foto : John Doddy Hidayat.