PKL Dituduh Kandaskan “Asa” Raih Adipura

PKL Dituduh Kandaskan “Asa” Raih Adipura

704
0
SHARE

Ilustrasi Fotografer : John Doddy Hidayat

Garut News ( Selasa, 01/12 – 2015 ).

Gedung PKL Berdampingan Dengan Sekolah.
Gedung PKL Berdampingan Dengan Sekolah.

Hingga pada 2015 ini, “asa” atawa harapan Kabupaten Garut bisa meraih penghargaan Adipura, kembali kandas. Lantaran penghargaan bergengsi bidang kebersihan tersebut, gagal dipertahankan kabupaten setempat, sejak terakhir diperoleh 2007 lalu di bawah kepemimpinan Bupati Agus Supriadi.

Sehingga dibangunnya Tugu Adipura menggantikan Tugu Intan di pertigaan Tarogong Kaler itu, sebagai ungkapan kegembiraan atas keberhasilan meraih beberapa kali penghargaan Adipura, kini “nyaris menyerupai kerakap di atas batu, hidup segan mati pun tak mau”, maupun bak tamparan “telak” bagi Pemkab.

Demikian pula Tugu/Patung Intan pengganti Patung Domba Garut “si Beton” di depan kantor Bupati Garut, kerap digadang-gadang sebagai wujud “obsesi” mengembalikan julukan kota terbersih, Garut Kota Intan.

Tersumbat Tumpukan Ragam Jenis Sampah pasar.
Tersumbat Tumpukan Ragam Jenis Sampah pasar.

Bupati Rudy Gunawan berpendapat, salah satu penyebab gagalnya Garut meraih Adipura yakni keberadaan “pedagang kaki lima” (PKL).

Pemkab juga menyatakan, berupaya melakukan penataan kawasan pusat kota Garut atau Pengkolan sejak dua tahun terakhir. Termasuk penertiban PKL dari kawasan Pengkolan, dan Lapang Otto Iskandardinata/Alun alun dengan disediakan Gedung PKL I Intan Medina, serta Gedung PKL II, dan sejumlah tempat relokasi sementara bagi para PKL, katanya.

Selain PKL, dia katakan faktor lain menyebabkan gagal mendapat Adipura yakni persoalan sampah, pasar, dan lahan terbuka hijau.

“Padahal persiapan pemerintah maksimal. Kami juga kecewa dengan perumahan-perumahan tak menyediakan lahan terbuka hijau,” katanya pula.

Sehingga dia mengancam takkan memberikan izin pembangunan perumahan baru, dan menghentikan pembangunan perumahan tak berwawasan lingkungan, imbuhnya.

Optimis penghargaan Adipura akan didapat Garut tahun depan. Sehingga persiapan pun dilakukan sedini mungkin. Terutama menyangkut soal PKL, sampah, pasar, dan lahan terbuka hijau, kata dia.

Kepala DLHKP Aji Sukarmaji mengemukakan, dari empat faktor kegagalan Garut mendapat Adipura 2015 itu, faktor sampah mendapat nilai terendah. Tepatnya menyangkut penilaian atas kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah di Pasir Bajing Banyuresmi.

Dijelaskan, dari hasil dirilis Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, mendapatkan penghargaan Adipura katagori kabupaten/kota kecil maka nilai minimal harus dicapai TPA yakni 74 poin. Sedangkan nilai TPA di Garut hanya 70 poin.

“Syarat luas TPA mencukupi, tetapi penataan masih kurang. Penilaian fisik 90 persen, non fisik mencakup administrasi 10 persen. Penyediaan alat berat juga masih kurang,” ungkapnya.

Tetapi senada dengan Bupati, Adji optimis bisa meraih Adipura tahun depan.

“Insya Allah pada anggaran tahun depan, Pak Bupati mengalokasikan anggaran penyediaan alat berat. Maka, kami optimis tahun depan Adipura diraih,” bebernya.

*******

Noel, Jdh.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY